Buku Ajar Pelatihan Kreativitas Deu-coupage bagi Pendidik PAUD

Abstract

Pendidik memiliki peranan yang sangat penting dalam proses stimulasi yang diberikan di setiap lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Kualitas yang dimiliki oleh seorang pendidik akan menentukan tinggi rendahnya kualitas yang dapat diberikan oleh lembaga. Jadi salah satu tolok ukur suatu lembaga bisa dikatakan berkualitas baik adalah jika lembaga tersebut didukung dengan keberadaan tenaga pendidik yang berkualitas baik pula. Di dalam PP No 32 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan dinyatakan bahwa untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak usia dini, seorang pendidik dipersyaratkan memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 PG-PAUD, atau S1 bidang pendidikan yang relevan. Namun, untuk dapat menjadi pendidik yang benar-benar profesional, dan dapat menginspirasi sekaligus mendorong perkembangan semua potensi anak, ternyata ijazah S1 saja tidak cukup. Seorang pendidik PAUD yang ideal juga akan dinilai dari kreativitas yang ditunjukkannya. Percuma jika suatu lembaga sudah memiliki banyak tenaga pendidik yang berijazah S1 yang relevan, tapi mereka terbelenggu dengan berbagai aktifitas pembelajaran yang bersifat rutinitas/tidak kreatif. Pendidik yang kreatif adalah pendidik yang dalam kesehariannya dengan anak, mampu mempesona anak didiknya, sehingga anak selalu terdorong untuk mengeksplor kemampuannya dan menjadi kreatif pula. Apalagi, salah satu target pemberian stimulasi pada anak sejak dini, agar anak tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang cerdas, ceria, sehat dan kreatif. Sangat tidak mungkin anak menjadi kreatif jika pendidik yang mendampingi mereka tidak kreatif. Pada periode anak usia dini yang ditandai dengan kemampuan imitasi yang tinggi, semua perilaku dan performance pendidik senantiasa digugu dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, sebagaimana dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang pendidik yang baik itu harus menerapkan; ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani (di depan memberi tauladan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang memberikan dorongan). Jadi, kalau ingin anak didik kreatif, pendidik harus menunjukkan performance yang pantas menjadi teladan kreativitas anak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seyogyanya setiap pendidik selalu meningkatkan kreativitasnya. Kreativitas yang dimiliki akan menambah daya tarik dan kekaguman anak kepada pendidik, di samping itu kreativitas tertentu juga mendatangkan nilai ekonomi bagi pendidik, sehingga dengan kreativitas yang dimiliki pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pendidik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas pendidik adalah mengikuti program- program pelatihan kreativitas. Pada bahan ajar ini penulis akan membahas berbagai hal mengenai program pelatihan kreativitas Deu-coupage.

Upaya Mengatasi Maraknya Tindakan Bullying Pada Anak Usia Dini

“…Di fase ini anak mengalami masa peka untuk pertumbuhan dan perkembangan semua potensi anak secara cepat dan hebat. Anak usia dini merupakan periode awal masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat bagi anak, hal ini juga ini menentukan untuk tumbuh kembang selanjutnya pada kehidupan anak, dan disini pentingnya peran guru dan orangtua dalam merangsang dan mengembangkan segala aspek perkembangan pada anak salah satunya perkembangan kognitif anak dengan menggunakan metode dalam pembelajaran (Ismaniar, I., & Hazizah, N. (2019).…”

Analisis Kreativitas Anak pada Kegiatan Membuat Boneka Hewan dari Bahan Bekas

“…Kerajinan tangan boneka hewan ini juga dibeli oleh para orang tua ketika terdapat kegiatan sosialisasi sekolah dan orang tua. Kerajinan tangan yang dibuat dari bahan bekas yang merupakan kegiatan dalam pembelajaran juga dapat memiliki nilai jual dan memberi peluang ekonomi bagi pendidik (Ismaniar & Hazizah, 2019;Mutiara et al, 2021).…”

The Relationship Between Parental Involvement and Children’s Moral Development PAUD Asmaul Husna Padang City

“…Salah satu bentuk pendidikan nonformal yaitu PAUD, dengan adanya PAUD ini anak diberikan beragam pembelajaran yang dapat meransang perkembangan anak, salah satunya perkembangan moral. Anak usia dini yaitu fase pertama pertumbuhan serta perkembangan begitu pesat untuk anak, penentuan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak selanjutnya, dan disinilah orang tua serta guru berperan aktif membimbing dan mengasah semua aspek perkembangan salah satunya adalah perkembangan kognitif anak memakai metode pada kegiatan belajar (Ismaniar & Hazizah, 2019).…”