Analisis wajah merupakan tahapan yang sangat penting dalam perawatan ortodonti. Profil wajah terbentuk melalui jaringan keras dan jaringan lunak wajah yang saling menunjang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sudut interinsisal terhadap profil jaringan lunak wajah. Metode: Trasing terhadap sebanyak 60 foto sefalometri yang berstandar dari pasien klinik ortodonti RS Dustira berusia 20-24 tahun, tidak memiliki anomali dentofasial dan asimetri wajah. Analisis mengenai hubungan sudut interinsisal terhadap profil jaringan lunak wajah pasien dilakukan dengan pegukuran sudut insisal, sedangkan pengukuran profil wajah dilakukan dengan menggunakan garis S yang terbentuk melalui kontur terluar dagu (PoG) terhadap titik tengah terbawah hidung (Sn). Hasil: Hasil pengukuran sudut interinsisal diketahui bahwa 34 subjek (56,67%) memiliki nilai 120º sampai 150º yang merupakan kategori normal, dan 26 orang (43,33%) dengan nilai sudut kurang dari 120º atau sangat protrusif (43,33%). Pengukuran profil wajah jaringan lunak diperoleh sebayak 53 pasien (88,33%) memiliki profil bibir protusiv, dan sebanyak 7 pasien (11,67%) cenderung memiliki bibir yang seimbang dan tidak ada pasien yang memiliki bibir retrusif. Perhitungan dengan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai 0,688 yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05) artinya tidak tedapat hubungan antara sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah pada foto sefalometri. Kata kunci: Garis S, interinsisal, ortodontik, profil wajah sefalometri Relationship between interincisal angles and facial soft tissue profiles in cephalometric photos ABSTRACT Introduction: Facial analysis and measurement is an essential phase of orthodontic treatment; facial profiles formed through the unity between hard tissue and soft tissue underneath. The purpose of this study was to evaluate the relationship between the inter-incisal angles and the facial soft tissue profiles through the radiographic cephalometric photo. Methods: The research was performed towards 60 subjects aged between 20-24-years-old selected from the population of the patients from the orthodontic clinic of Dustira Hospital Cimahi Bandung. Exclusion criteria were all the craniofacial anomalies, noticeable asymmetries. Cephalometric analysis was developed by employing by the vertical measurement of interincisal angle, and S-line was performed from the outer contour of the soft tissue of the chin (PoG) into the middle of the lower edge of the nose (Sn) to evaluate the soft tissue correlations. Result: From interincisal angle analysis was observed that as much as 34 subjects (56.67%) had a score of 120º to 150º as the normal category and as much as 26 people (43.33%) with the degrees angle less than 120º or very protrusive (43.33%). Measurement of soft tissues facial profile was shown as much as 53 patients (88.33%) had a protrusive lip profile, as many as 7 patients (11.67%) tend to have balanced lips, and no patients had ret...