ABSTRAK Ubi kayu dibudidayakan hampir di seluruh wilayah Indonesia sebagai bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Produktivitas antar wilayah beragam karena perbedaan varietas dan lingkungan tumbuh terutama curah hujan atau ketersediaan air. Ubi kayu yang kekurangan air atau mengalami cekaman kekeringan sehingga pertumbuhan dan hasilnya akan turun. Pemilihan varietas yang toleran pada kondisi keterbatasan air tanah penting dilakukan agar diperoleh produktivitas tinggi. Penelitian untuk mengetahui respons pertumbuhan dan hasil ubi kayu terhadap ketersediaan air tanah telah dilakukan dengan percobaan dalam pot di rumah kaca. Tiga varietas ubi kayu, yaitu Adira-1, Gajah, dan Mangu ditanam dalam pot pada tiga tingkat kadar air tanah (KAT) 4060, 6080, dan 80100% kapasitas lapang (KL). Peubah pertumbuhan ketiga varietas mulai dipengaruhi kadar air tanah pada umur 6 minggu setelah tanam (MST) untuk jumlah daun, 8 MST diameter batang, 10 MST tinggi batang, panjang tangkai daun, dan 14 MST lebar dan panjang lobus daun. Bobot kering akar, batang, dan daun di media dengan KAT 4060% KL berturutturut adalah 64,4; 43,98; dan 31,19% dari di KAT 80100% KL. Hasil umbi di media dengan KAT 4060% KL turun 76,2% dan di KAT 6080% KL turun 38,4% dibandingkan di KAT 80100% KL. Varietas Gajah mempunyai efisiensi penggunaan air dan produksi umbi paling tinggi. Kata kunci: defisit air, efisiensi penggunaan air, kapasitas lapang, kekeringan