2019
DOI: 10.1055/s-0039-1698609
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Cerebral Hyperperfusion Syndrome after Carotid Revascularization: A Brief Review

Abstract: Cerebral hyperperfusion (CHS) syndrome is a relatively rare but potentially devastating event that can complicate carotid endarterectomy and carotid stenting. It is associated with increased cerebral perfusion usually more than 100% from the baseline along with ipsilateral headache, seizures, focal neurological deficits, encephalopathy, intracranial hemorrhage, or subarachnoid hemorrhage. Various risk factors have been identified but most important risk factor is preprocedure evidence of reduced cerebral vasor… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
0
0
13

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
2
1

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(13 citation statements)
references
References 42 publications
(52 reference statements)
0
0
0
13
Order By: Relevance
“…4 Carotid endarterectomy dan CAS dianggap sebagai modalitas pengobatan untuk pencegahan stroke primer dan sekunder pada pasien dengan penyakit arteri karotis yang signifikan. Sindrom hiperperfusi serebral adalah kejadian yang relatif jarang terjadi, akan tetapi berpotensi merusak yang dapat mempersulit kedua tindakan tersebut, juga telah dilaporkan pada pasien stroke akut yang diobati dengan trombolisis intravena dan pasien yang menjalani prosedur bypass arteri ekstrakranial intrakranial atau operasi kardiotoraks untuk stenosis aorta .1, 6 Carotid endarterectomy adalah operasi yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah di arteri karotis. CHS dapat menyebabkan pembengkakan dan pendarahan di otak.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 4 more Smart Citations
“…4 Carotid endarterectomy dan CAS dianggap sebagai modalitas pengobatan untuk pencegahan stroke primer dan sekunder pada pasien dengan penyakit arteri karotis yang signifikan. Sindrom hiperperfusi serebral adalah kejadian yang relatif jarang terjadi, akan tetapi berpotensi merusak yang dapat mempersulit kedua tindakan tersebut, juga telah dilaporkan pada pasien stroke akut yang diobati dengan trombolisis intravena dan pasien yang menjalani prosedur bypass arteri ekstrakranial intrakranial atau operasi kardiotoraks untuk stenosis aorta .1, 6 Carotid endarterectomy adalah operasi yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah di arteri karotis. CHS dapat menyebabkan pembengkakan dan pendarahan di otak.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Jadi, pengenalan dan manajemen yang cepat, biasanya dengan penurunan tekanan darah akut, sangat penting untuk mengurangi morbiditas neurologis jangka panjang. 6 Sindrom hiperperfusi serebral dapat didefinisikan sebagai kerusakan otak fokal setelah prosedur revaskularisasi, biasanya sebagai akibat dari hiperperfusi. Empat kriteria berikut untuk mendefinisikan CHS pasca-CEA: (1) kejadiannya dalam waktu 30 hari pasca-CEA; (2) fitur klinik seperti sakit kepala onset baru, kejang, hemiparesis, dan glasgow coma scale (GCS) <15 atau fitur radiologis termasuk edema serebral atau ICH; (3) bukti hiperperfusi (didefinisikan sebagai aliran darah serebral (cerebral blood flow/CBF) >100% dari nilai perioperatif) pada pemeriksaan pencitraan [misalnya, doppler transkranial, SPECT atau perfusi resonansi magnetik (MRP)] atau tekanan darah sistolik >180 mmHg; dan (4) tidak ada bukti iskemia serebral baru, oklusi karotis pasca operasi dan penyebab metabolik atau farmakologis.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 3 more Smart Citations