Pendahuluan: Gigi berjejal adalah salah satu kasus maloklusi yang sering dikeluhkan oleh pasien dalam perawatan ortodonti, khususnya pada regio anterior. Sekrup ekspansi adalah salah satu komponen aktif dalam alat ortodonti lepasan yang digunakan untuk melebarkan lengkung gigi dalam kasus gigi berjejal. Keberhasilan perawatan dengan sekrup ekspansi dapat dievaluasi dengan mengukur lebar interkaninus. Evaluasi ini dapat dilihat dalam satu sampai tiga minggu setelah aktivasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan lebar interkaninus rahang bawah setelah aktivasi sekrup ekspansi pada perawatan ortodonti lepasan dengan membandingkan waktu aktivasi dua dan tiga minggu sekali. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur lebar interkaninus pada 18 model studi rahang bawah pasien sebelum dan setelah sepuluh kali aktivasi sekrup ekspansi pada kelompok waktu aktivasi dua dan tiga minggu sekali di Klinik Ortodonti RSGM Unpad. Data dianalisis dengan uji t menggunakan aplikasi SPSS 23. Hasil: Lebar interkaninus rahang bawah mengalami perubahan secara bermakna pada kelompok waktu aktivasi tiga minggu sekali, yaitu sebesar 1,38 mm, yang dua kali lebih besar daripada kelompok waktu aktivasi dua minggu sekali, yaitu sebesar 0,6 mm, dengan p<0,05. Nilai standar deviasi dari seluruh data terbilang kecil, menunjukkan bahwa data bersifat homogen. Simpulan: Perawatan ortodonti menggunakan sekrup ekspansi rahang bawah menunjukkan tidak terdapat perubahan yang bermakna pada kelompok waktu aktivasi dua dan tiga minggu sekali, namun secara klinis aktivasi lebih efektif apabila dilakukan lebih dari dua minggu sekali.Kata kunci: Sekrup ekspansi, lebar interkaninus, rahang bawah. ABSTRACTIntroduction: Tooth crowding is a malocclusion case often complained in orthodontic treatment, especially in the anterior region. The expansion screw is one of the active components in a removable orthodontic appliance used to enlarge the dental arch in cases of tooth crowding. The success of treatment with expansion screws can be evaluated through intercanine width measurement. This evaluation can be seen within one to three weeks after activation. This study was aimed to analyse changes in mandibular intercanine width after expansion screw activation in removable orthodontic treatment by comparing the activation times in the second and third weeks. Methods: This research was cross-sectional analytic with a purposive sampling technique. The data was collected by measuring the intercanine width in 18 study models of the patient’s mandible before and after ten expansion screw activation in the second and third-week activation time group at the Orthodontics Clinic of Universitas Padjadjaran Dental Hospital. Data were analysed by t-test using SPSS 23 software. Results: The mandibular intercanine width experienced a significant change in the third-week activation time group, which was 1.38 mm, twice larger than the second-week activation time group, which was 0.6 mm, with p<0.05. The standard deviation value of all data was relatively small, indicating that the data was homogeneous. Conclusion: Orthodontic treatment using mandibular expansion screw showed no significant changes in the second and third week activation time groups. However, clinical activation is more effective if performed more than once every two weeks.Keywords: Expansion screw, intercanine width, mandible.