Retinoblastoma merupakan keganasan orbita tersering pada anak. Leukokoria merupakan tanda utama pada 80% pasien, diikuti strabismus, penurunan visus, hingga perdarahan vitreus pada penyakit stadium lanjut. Retinoblstoma dapat bersifat unilateral maupun bilateral, herediter maupun non-herediter, di mana terjadi mutasi pada kedua alel gen RB1 pada lengan panjang kromosom 13 (13q14). Tujuan utama terapi retinoblastoma adalah penyelamatan hidup pasien dan tujuan sekundernya adalah penyelamatan bola mata dan fungsi penglihatan. Agar tujuan ini tercapai, diagnosis dini dan tatalaksana multimodalitas yang terdiri atas kemoterapi, terapi fokal, operasi, dan radiasi oleh tim multidisiplin diperlukan. Laju sintasan retinoblastoma pada negara berkembang mencapai >95% namun pada negara sedang berkembang, mortalitas retinoblastoma masih tinggi, mencapai 40-70% karena keterlambatan diagnosis dan terapi.