Kontrol Diri diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol perilakunya; baik mengendalikan keinginan, menunda kepuasan diri, mengatur emosi, mengikuti tata aturan, dan kemampuan memulai atau menghentikan perilaku secara spesifik. Kontrol diri berhubungan dengan hasil belajar siswa di sekolah. Siswa dengan kontrol diri yang lebih tinggi memiliki nilai yang lebih baik karena membuat pilihan-pilihan yang lebih tepat antara belajar dan kegiatan lainnya, menggunakan waktu belajar dengan bijak, dan menjaga kondisi emosionalnya. Kontrol diri berkaitan dengan konsep diri, relisiensi dan dukungan sosial. Pengaruh konsep diri terhadap kontrol diri adalah berkorelasi signifikan terhadap pengelolaan dan kontrol diri remaja apabila siswa dengan konsep diri akademik yang tinggi diharapkan akan lebih yakin pada kualitas akademik yang dimilikinya dan begitu juga sebaliknya. Selain itu kontrol diri juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap resiliensi, karena resiliensi merupakan konstruk ekologi, dimana lingkungan siswa (orang tua, guru, rekan-rekan dan kelompok sosial lainnya) memegang peranan cukup besar untuk menjadikan siswa menjadi resiliensi atau tidak. Kontrol diri juga memiliki pengaruh terhadap dukungan sosial, karena dukungan sosial merupakan unsur yang dapat membantu siswa untuk menghadapi situasi yang sulit. Jadi dengan adanya kontrol diri yang baik, maka konsep diri, resiliensi dan dukungan sosial juga akan berkorelasi baik pula, begitu juga hasil belajar akan menjadi baik pula.