2021
DOI: 10.3390/ijerph18136931
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Child Sexual Abuse in Mexican Women: Type of Experience, Age, Perpetrator, and Disclosure

Abstract: Child sexual abuse (CSA) is a type of maltreatment that occurs in practically all countries and social statuses. Due to the taboo and shame that surrounds it, CSA is a problem universally silenced despite the important consequences (both physical and psychological) that it has for the victim and their family. This work aimed to study the correlates of CSA in Mexican women. Our sample comprised 1058 women ranged from 18 to 73 years (M = 40.19; SD = 10.24). They completed an anonymous online survey including que… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(2 citation statements)
references
References 40 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…2020) Indonesia sendiri, Komisis Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai ujung tombak oraganisasi nasional yang konsen pada masalah anak melaporkan kasus kekerasan seksual pada anak masih menjadi fenomenan gunung es, banyak kejadian namun laporan tidak sebanyak kejadian tersebut. Data KPAI tahun 2016-2020 menjelaskan ada sejumlah kasus terkait kekerasan seskual anak, antara lain 544 kasus korban kejahatan seksual online, 402 kasus pelaku kejahatan seksual online, 703 kasus korban pornografi, 808 kasus pelaku pornografi, 702 pelaku kekerasn seskual, 11 pelaku sodomi, 222 kasus aborsi, 402 kasus korban prostitusi anak, 332 kasus korban eksploitasi seks komersial anak, dan 4 kasus mucikari anak (KPAI 2021) Kekerasan seksual anak di Meksiko Mencapai 882 Juta Jiwa atau sekitar 77,1% dialami oleh anak perempuan, adapun jenis pelecehan seksual yang terjadi adalah 65,8% diraba atau diremas oleh pelaku, 58,5% dielus bagian tertentu dari badan, 43% menyentuh bagian intim korban, 40% pelaku memperlihatkan organ vitalnya, 23,4% korban diminta menyentuh bagian intim pelaku, dan 13,9% pelaku menunjukkan pornografi pada korban, 40,8% korban menyatakan diperlakukan lebih dari dua jenis pelecehan seksual dan 44% menyatakan adanya kontak dalam pelecehan seksual (Rueda P, Ferragut M, Cerezo MV, Ortiz-tallo M. 2021) Kekerasan seksual pada anak itu kasus kompleks, yangmana masih banyak ambiguitas untuk korban dan keluarganya. Edukasi seksual yang befokus pada anak dipercaya sebagai pencegahan terbaik.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…2020) Indonesia sendiri, Komisis Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai ujung tombak oraganisasi nasional yang konsen pada masalah anak melaporkan kasus kekerasan seksual pada anak masih menjadi fenomenan gunung es, banyak kejadian namun laporan tidak sebanyak kejadian tersebut. Data KPAI tahun 2016-2020 menjelaskan ada sejumlah kasus terkait kekerasan seskual anak, antara lain 544 kasus korban kejahatan seksual online, 402 kasus pelaku kejahatan seksual online, 703 kasus korban pornografi, 808 kasus pelaku pornografi, 702 pelaku kekerasn seskual, 11 pelaku sodomi, 222 kasus aborsi, 402 kasus korban prostitusi anak, 332 kasus korban eksploitasi seks komersial anak, dan 4 kasus mucikari anak (KPAI 2021) Kekerasan seksual anak di Meksiko Mencapai 882 Juta Jiwa atau sekitar 77,1% dialami oleh anak perempuan, adapun jenis pelecehan seksual yang terjadi adalah 65,8% diraba atau diremas oleh pelaku, 58,5% dielus bagian tertentu dari badan, 43% menyentuh bagian intim korban, 40% pelaku memperlihatkan organ vitalnya, 23,4% korban diminta menyentuh bagian intim pelaku, dan 13,9% pelaku menunjukkan pornografi pada korban, 40,8% korban menyatakan diperlakukan lebih dari dua jenis pelecehan seksual dan 44% menyatakan adanya kontak dalam pelecehan seksual (Rueda P, Ferragut M, Cerezo MV, Ortiz-tallo M. 2021) Kekerasan seksual pada anak itu kasus kompleks, yangmana masih banyak ambiguitas untuk korban dan keluarganya. Edukasi seksual yang befokus pada anak dipercaya sebagai pencegahan terbaik.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…One of the main causes of this variability lays in the different conceptualizations and definitions of this kind of abuse. It is important to mention that the definitions of this phenomenon have been quite changing (Rueda et al, 2021). For example, some researchers restrict CSA to sex-related activities involving a child and an adult, while others also include forced sexual actions between a child and a peer.…”
mentioning
confidence: 99%