Activity support merupakan fungsi dan kegiatan pendukung yang dapat memperkuat ruang publik di suatu kota. Koridor jalan sebagai ruang terbuka publik merupakan wadah untuk menampung aktivitas dan fungsi tersebut. Fenomena yang terjadi di koridor Jalan Gajah Mada-Amlapura bahwa aktivitas publik pada malam hari sepi dan terbatas. Kondisi tersebut menunjukkan belum berfungsinya elemen perancangan kota secara optimal salah satunya activity support yang seharusnya dapat memperkuat ruang publik berupa jalan. Dampaknya, kota seperti kehilangan karakter dan identitasnya sehingga perlu adanya usaha dan strategi untuk mengembalikannya. Pentingnya menumbuhkan aktivitas publik di malam hari mempunyai manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah disamping manfaat sosial dan budaya. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk menganalisis faktor penyebab terbatasnya activity support yang ada saat ini serta pengaruhnya terhadap aktivitas ruang publik pada malam hari di koridor Jalan Gajah Mada Amlapura. Harapannya guna menunjang terbentuknya karakter kota yang lebih hidup dan dinamis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung serta studi dokumen terkait. Data primer diperoleh melalui observasi ke lapangan, data sekunder diperoleh dari artikel dan jurnal serta buku-buku literatur. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasi, memilih dan menjabarkan data, melakukan sintesa, serta membuat kesimpulan. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel, gambar serta uraian yang bersifat naratif. Hasil studi menunjukkan penyebab terbatasnya activity support adalah bentuk dan lokasi kawasan, karakteristik kawasan, elemen parkir, keragaman aktivitas, serta keberadaan area pejalan kaki. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap sepinya aktivitas publik di koridor Jalan Gajah Mada Amlapura sehingga belum dapat menunjang terbentuknya karakter kota.