“…Diantara berbagai parameter pendiskriminasi yang diperoleh dengan metode analitik, kandungan mineral merupakan salah satu parameter yang sering digunakan untuk mengidentifikasi asal geografis berbagai produk pangan, baik produk pangan segar seperti beras (Cheajesadagul, Arnaudguilhem, Shiowatana, Siripinyanond, & Szpunar, 2013;Chung, Kim, Lee, & Kim, 2015;Gonzálvez, Armenta, & De La Guardia, 2011;Li et al, 2013;Maione, Lemos, Dobal, Barbosa, & Melgaço, 2016;Suzuki, Chikaraishi, Ogawa, Ohkouchi, & Korenaga, 2008), kentang (Giacomo, Del Signore, & Giaccio, 2007;Keppler & Hamilton, 2008;Sukartiko, 2012a) dan biji kopi (Anderson & Smith, 2002;Weckerle, Richling, Heinrich, & Schreier, 2002), maupun pangan olahan seperti minuman anggur (Martin et al, 1999). Menurut Anderson, Magnuson, Tschirgi, & Smith (1999), komposisi mineral buah dan sayur merupakan refleksi komposisi mineral tanah dan lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh.…”