Abstract. This study discussed themonitoring of coastline changesaccording to accretion and abrasion. The aim this study is to
Pendahuluan
Latar BelakangPerubahan garis pantai dipengaruhi berbagai macam faktor baik faktor dari alam maupun manusia. Faktor dari alam antara lain sedimentasi pantai, erosi pantai, gelombang pantai sedangkan faktor dari manusia penggalian, aktifitas manusia yang menyebabkan sedimentasi pantai dan laut, reklamasi (pengurungan pantai), perlindungan pantai (shore protection), penggundulan dan penanaman hutan pantai, pengaturan pola aliran sungai (Bird and Ongkosongo,1980) Menurut Triatmodjo (1999) transpor sedimen sepanjang pantai merupakan penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai pada dasarnya meliputi proses abrasi dan akresi (sedimentasi) yang dapat terjadi secara alami karena faktor alam dan manusia. Akresi dan abrasi yang terjadi disertai dengan maju dan mundurnya garis pantai. Akibat pengaruh transpor sedimen sepanjang pantai, sedimen dapat terangkut sampai jauh dan menyebabkan perubahan garis pantai.Menurut Nybekken (1992) sedimen yang berasal dari daratan, dan masuk kedalam aliran sungai serta dibawa kelaut melalui estuari, juga akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk garis pantai. Masuk yang terus-menerus disertai lumpur menyebabkan bertambahnya luas daratan atau pendangkalan pada bagian estuari dan pesisir. Akumulasi lumpur yang mengendap dan terperangkap vegetasi bakau selama bertahun-tahun akan menyebabkan timbulnya daratan.Tinggi sedimentasi dari darat terjadi di wilayah DAS Citarum. DAS Citarum masuk priotas I dikarenakan tingkat degradasi DAS katogori berat. Adapun permasalahan yang ada di DAS Citarum yaitu di wilayah hulu DAS Citarum sangat Kritis ditinjau dari nilai koefesien aliran dan indek muatan sedimen serta erosi aktual 95.29 ton/Ha/thn dan daerah banjir setiap tahun di sekitar wilayah Bandung, Bekasi dan Karawang dengan ketinggian 0.5 -3 meter lalu pencemaran BOD di sungai Citarum hulu 239.980 kg/hari dan telah diatas baku mutu, kemudian wilayah DAS Citarum diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar ± 2%/tahun dan luas lahan kritis DAS Citarum sebesar 125,692.20 Ha. (BP DAS Citarum-Ciliwung, 1999) Perubahan bentuk garis pantai akibat sedimentasi (akresi) menimbulkan masalah, antara lain meluasnya areal lahan, pendangkalan pelabuhan, pendangkalan pada mulut muara yang dapat mengakibatkan banjir di sekitar muara pada waktu debit air dari sungai tinggi atau terjadi banjir di hulu sungai. Selain itu, perubahan bentuk garis pantai disebabkan juga oleh adanya abrasi pantai. Abrasi yang terjadi lebih disebabkan oleh faktor manusia, peningkatan jumlah populasi manusia dan penggunaan lahan yang semakin intensif dan berkembang untuk lahan pertanian (Bird dan Ongkosongso, 1980).