1 Pusat Studi PIPW, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2,3 Program Doktor Ilmu Arsitektur dan Perkotaan, Universitas Diponegoro Semarang. 4 Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret Surakarta. e-mail: * 1 sriyuliani71@staff.uns.ac.id, 2 ggkhar@yahoo.de, 3 ernisetyowati@arsitektur.undip.ac.id, 4 wiwik@staff.uns.ac.idAbstrak_Konsep arsitektur sadar energi mempertimbangkan efisiensi dan konservasi sumber daya alam dalam proses merancang, diantaranya dengan implementasi bangunan hijau. Kinerja desain pada bangunan hijau dipengaruhi oleh konsistensi pelaku utama pembangunan yakni pemerintah, perencana, perancang/arsitek, dan masyarakat pengguna. Komitmen mempertahankan desain hijau dapat berjalan berkesinambungan manakala terbentuk pola hubungan peran dan desain yang saling mendukung. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan desain dengan peran masyarakat untuk keberlanjutan bangunan hijau. Lokasi penelitian merupakan representasi karakter kota di Indonesia, yakni Kota Surakarta. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan induktif melalui survei lapangan. Pengumpulan data diperoleh melalui pengamatan lapangan, wawancara dan kuisioner dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara peran masyarakat dengan keberlanjutan desain bangunan hijau, dimana terdapat respon yang berbeda pada desain yang mengakomodasi peran masyarakat dan adanya kontribusi yang berbeda dari tingkat ekonomi masyarakat untuk mendukung keberlanjutan desain hijau.Abstract_The concept of energy-conscious architecture considers the efficiency and conservation of natural resources in the design process, including the implementation of green buildings. Design performance in green buildings is influenced by the consistency of the main actors of development, namely the government, planners, designers/architects, and the user community. Commitment to maintaining a green design can run continuously when a role and design relationship pattern is formed that supports each other. The research aimed to identify design relationships with the role of the community for the sustainability of green buildings. The research location was a representation of the character of cities in Indonesia, namely the City of Surakarta. The study used qualitative methods with an inductive approach through field surveys. Data collection was obtained through field observations, interviews and questionnaires with purposive sampling technique. The results of the research indicated that there was a relationship between the role of the community and the sustainability of green building design, where there were different responses to the design that accommodate the role of the community and the existence of different contributions from the economic level of the community to support the sustainability of the green design.