2018
DOI: 10.2495/st180021
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Community-Based Tourism in Rural Japan: The Case of a Network-Making Non-Profit Organization

Abstract: This paper investigates community-based rural tourism development by focussing on the roles of a network-making non-profit organization (NPO) in Miyagi in northern Japan. The study took a case study approach in examining the Kurihara Tourism Network (KTN), which is an NPO engaging in rural tourism activity. First, we conceptually classified the types of community-based tourism. Second, the features of the KTN activities and what roles the KTN played were empirically clarified. Results revealed that KTN connect… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
2
1
1

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(3 citation statements)
references
References 13 publications
(15 reference statements)
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Konsep ini memiliki karakteristik: 1) masyarakat lokal sebagai pemilik dan pengelola sumber daya pariwisata, 2) masyarakat lokal berperan sebagai penyedia jasa dan supplier, dan 3) melakukan penafsiran terhadap komunikasi budaya dan lingkungan lokal. Hal ini mendorong masyarakat menjadi lebih kreatif untuk mengangkat kearifan lokalnya sebagai modal sosial, sehingga muncul kebanggaan terhadap kebudayaan lokal yang semakin terkikis dalam era postmodernisme ini [26].…”
Section: Landasan Teoriunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Konsep ini memiliki karakteristik: 1) masyarakat lokal sebagai pemilik dan pengelola sumber daya pariwisata, 2) masyarakat lokal berperan sebagai penyedia jasa dan supplier, dan 3) melakukan penafsiran terhadap komunikasi budaya dan lingkungan lokal. Hal ini mendorong masyarakat menjadi lebih kreatif untuk mengangkat kearifan lokalnya sebagai modal sosial, sehingga muncul kebanggaan terhadap kebudayaan lokal yang semakin terkikis dalam era postmodernisme ini [26].…”
Section: Landasan Teoriunclassified
“…Dalam pelaksanaannya selain peran aktif masyarakat itu sendiri, terdapat beberapa faktor yang berperan penting dalam tahapan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, meliputi kebijakan [3], [27], [28], organisasi eksternal [26], dan persepsi wisatawan [29]. Keberhasilan pengembangan CBT juga ditentukan oleh perencanaan, kemitraan, kapasitas masyarakat dalam menyampaikan produk wisata, dan pendanaan [14].…”
Section: Landasan Teoriunclassified
“…The community carries out the management of Desa Wisata Mangrove Sari through Pokdarwis Dewi Mangrove Sari completely. Conceptually, Ohe (2018) argues that the community-based tourism approach has the following characteristics: local communities are owners and managers of tourism resources; local communities play a role as service providers; and local communities interpret local cultural and environmental communication. This shows that the successful implementation of the concept of community-based tourism can support the process of accumulating financial capital, human capital, social capital, natural capital, and physical capital on an individual and household scale, as well as institutionally through Pokdarwis as a sustainable livelihood approach (Yi et al, 2022).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%