Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai tambah dari segi lingkungan dan ekonomi, hasil penelitian dapat diambil kebijakan yang tepat untuk melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar daerah penyangga Taman Nasional Lore Lindu. Hasil penelitian ini menyajikan nilai biodiversitas sebagai nilai kompensasi yang akan didapat dari penurunan eksploitasi lahan atau penggarapan lahan menjadi lahan pertanian pohon kemiri, dengan tidak melakukan pengelolaan secara berkelanjutan pada hutan kemiri tersebut, maka nilai biodiversitas akan meningkat. Hal ini tentu akan mengembalikan fungsi utama kedua desa tersebut sebagai daerah penyangga kawasan Taman Nasional dari gangguan-gangguan luar serta sebagai penyangga kehidupan bagi manusia maupun hutan itu sendiri. Pendapatan rata-rata petani kemiri Desa Sigimpu dan Desa Bakubakulu dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu berada pada kisaran angka >Rp.1.500.000 sampai dengan Rp. 2.500.000/Bulan. Sedangkan Nilai rataan WTA/nilai kompensasi yang diinginkan responden, pada Desa Sigimpu yaitu Rp.4.450.000/Ha/Bulan dan Rp.5.293.717/Ha/Bulan untuk Desa Bakubakulu. Nilai tambah ekonomi yang mampu diidentifikasi yang cukup tinggi yaitu sebesar ±Rp.11.280.000/bulan. nilai tambah dari segi lainnya berupa, meningkatnya nilai biodiversitas hutan, berkurangnya kerusakan lingkungan seperti hilangnya habitat flora maupun fauna, menurunnya angka penebangan liar, dan secara tidak langsung kita akan memperoleh nilai tambah pada keseluruhan nilai ekonomi total.