Abstrak: Tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut yang efektif adalah menyikat gigi, tetapi sikat gigi bisa menjadi sarana transmisi mikroorganisme patogen yang menyebabkan terjadinya penyakit sistemik dan penyakit mulut. Pergantian sikat gigi 3 bulan sekali dianjurkan agar tidak terjadi penumpukan bakteri tetapi rata-rata masyarakat Indonesia menggantinya minimal 10 bulan sekali. Tujuan: Mengetahui penggunaan disinfektan kimia dan disinfektan tradisional terhadap penurunan jumlah mikroba pada sikat gigi. Metode: Literature review, artikel diperoleh melalui Google Scholar database (2016-2021) menggunakan PICOS sebagai penentu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Hasil: Disinfektan kimia yang efektif adalah NaOCl 2%, listerine, chlorhexidine gluconat, dan povidone iodine, sedangkan disinfektan tradisional yang efektif adalah cuka dengan asam asetat glasial 5-8%, cuka 1%, larutan cuka putih 38% yang dicampur dengan larutan garam 3,5%, larutan cuka putih 50%, larutan cuka putih 38%, bawang putih, perasan jeruk nipis, rebusan bunga rosella, mimba, daun jambu biji, daun teh hijau, daun pepaya, baking soda, garam, dan daun teh hitam. Kesimpulan: Disinfektan kimia yang terbukti mampu mengurangi jumlah bakteri pada sikat gigi adalah NaOCl 2% dan disinfektan tradisional yang terbukti mampu mengurangi jumlah mikroba keseluruhan pada sikat gigi adalah cuka dengan asam asetat glasial 5-8%, serta cuka 1% dan larutan cuka putih 38% yang dicampur larutan garam 3,5% terbukti mampu mengurangi jumlah bakteri keseluruhan pada sikat gigi.
Kata Kunci: Disinfeksi sikat gigi; Disinfektan Kimia; Disinfektan Tradisional