AbstrakSindrom premenstruasi (PMS) pada kelompok remaja adalah salah satu gangguan yang paling umum pada wanita pada usia reproduksi. Secara substansial mengurangi kualitas hidup bagi banyak wanita usia reproduksi, pengobatan menggunakan obat-obatan memiliki kemanjuran terbatas dan menimbulkan efek samping tertentu. Gaya hidup sehat, misalnya aktivitas fisik teratur dan asupan makanan tinggi kedelai telah direkomendasikan sebagai metode untuk mengurangi gejala PMS. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas fisik dan asupan kedelai serta gejala PMS pada siswa perempuan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 10 Surabaya. Penelitian ini dirancang untuk menggambarkan tingkat aktivitas melalui metode recall 7x24 jam, asupan kedelai, dan gejala PMS pada siswa perempuan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden (n = 59) memiliki tingkat aktivitas fisik ringan (88,1%), tingkat asupan kedelai sedang (17,22-28,38 porsi per bulan), dan gejala PMS ringan (71,2%) . Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden yang memiliki aktivitas fisik ringan mengalami tingkat PMS sedang (8,6%), dan yang memiliki asupan makanan tinggi kedelai mengalami tingkat PMS sedang (8,5%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melihat hubungan antara aktivitas fisik, asupan makanan kedelai, dan gejala sindrom pramenstruasi agar hasilnya lebih jelas kemaknaannya.
AbstractPremenstrual syndrome (PMS) in adolescents group is one of the most common disorder in woman at reproductive age. It substantially reduces quality of life for many women of reproductive age, with pharmaceutical treatments having limited efficacy and substantial side effects. A health lifestyle e.g. regular physical activity and high soy dietary intakes has been recommended as a method of reducing PMS symptoms. This study aims to describe the physical activity and high soy dietary intake and PMS symptoms in female students of Vocational High School 10 Surabaya. This study was designed to describe the activity level were 55 recalled in 7x24 hour, soy dietary intake, and severity of PMS symptoms in female students that was administrated by structured questionnaires. The result showed that of all participants (n=59) were defined as having light physical activity level (88.1%), moderate level of soy dietary intake (17.22-28.38 portions per month), and mild degree of PMS symptoms (71.2%). Based on crosstabulation showed that respondences who had light physical activity experienced moderate PMS degree (8.6%), and who had high soy dietary intake experienced moderate PMS degree (8.5%). This recommendation is based on relatively little evidence, and the relationship between physical activity, soy dietary intake, and premenstrual syndrome symptoms remains unclear.