Skrofuloderma atau tuberkulosis kulit sering mengalami keterlambatan dalam diagnosis baik pada negaraberkembang ataupun industri dewasa ini. Seorang anak perempuan umur 13 tahun 6 bulan dirujuk dengankeluhan utama pasca biopsi benjolan di leher dan ketiak kanan. Pasien menderita kelainan pada regioservikalis, submandibula dan aksila dekstra berupa benjolan sebesar telur puyuh, keras, tidak nyeri danterfiksasi dan lesi plak eritematosa dengan pinggir kebiruan dan hiperpigmentasi berukuran 1x1 cm sampai5x 10 cm, bentuk tidak teratur, tersusun linier, berbatas tegas. Benjolan dikeluhkan sejak 4 tahun yanglalu dan memburuk sesuai perjalanan waktu. Kuku jari tangan tampak berwarna kuning kecoklatan danmengeras dengan permukaan yang tidak merata. Konsultasi kepada dokter telah dilakukan namun orangtua pasien tidak pernah dijelaskan mengenai penyakit yang diderita anaknya. Pengobatan dengan obatyang tidak jelas dan perawatan luka dilakukan pada setiap konsultasi. Riwayat tuberkulosis dalam keluargadisangkal namun tetangga pasien diketahui menderita batuk berdarah. Hasil uji Mantoux memperlihatkanbula berdiameter >15 mm, kemudian pecah dan menjadi lesi ulkus setelah 2 minggu. Hasil biopsi kulitmenunjukkan seluruh dermis dipadati oleh sel radang terutama limfosit, sel plasma polimorphic multiplenucleous (PMN), dan tampak sel-sel epiteloid dan sel datia Langhans; juga daerah yang granulomatus. Kulturjaringan setelah 8 minggu, memperlihatkan hasil biakan positif Mycobacterium tuberculosis, apusan sedianlangsung tidak ditemukan kuman tahan asam, tetapi uji niasin positif. Berdasarkan telaah dari anamnesis,pemeriksaan fisis dan penunjang, dapat disimpulkan diagnosis skrofuloderma, gizi kurang, perawakan pendekkarena penyakit kronis, tersangka anemia defisiensi besi, dan onikomikosis. Pasien mendapat terapi obatanti tuberkulosis per oral dengan isoniazid 1 x 200 mg/hari dan rifampisin 1 x 300 mg/hari selama 6 bulan,pirazinamid 1 x 400 mg/hari dan etambutol 1 x 500 mg/hari, selama 2 bulan pertama dan menunjukkanpenyembuhan. Pasien dipantau lebih lanjut untuk masalah nutrisi dan perawatan pendek di poliklinik IKARSCM.