2019
DOI: 10.20885/ejem.vol11.iss1.art5
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Competitiveness analyses of Indonesian and Malaysian palm oil exports

Abstract: This study investigates the competitiveness of Indonesian and Malaysian palm oil export with special focus on five major importing countries, namely China, Singapore, India, Pakistan, and Netherlands, from 2001 to 2014. The methods used are Revealed Comparative Advantage (RCA), Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) and Constant Market Share (CMS). Findings/Originality: The RCA and RSCA calculations show that Indonesia and Malaysia have positive indices. Yet, Indonesia's RCA and RSCA indices from 2001… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
13
0
4

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
8
2

Relationship

0
10

Authors

Journals

citations
Cited by 23 publications
(17 citation statements)
references
References 9 publications
0
13
0
4
Order By: Relevance
“…Sejalan dengan itu, Balqis & Yanuar (2021) juga menemukkan bahwa berdasarkan nilai RCA, terlihat lada Indonesia memiliki daya saing untuk tujuan ekspor ke Jerman, Belanda, Prancis, Italia, dan Belgia. Ramadhani & Santoso (2019) juga menemukan bahwa pada komoditas minyak sawit, indeks RCA dan RSCA Indonesia dari tahun 2001 hingga 2014 lebih tinggi dari Malaysia. Dalam hubungan secara multilateral, Tampubolon (2020) menjelaskan ASEAN-China FT meningkatkan penetrasi produk ekspor Indonesia di pasar China, ditandai dengan peningkatan jumlah sektor dalam kategori bintang yang sedang naik daun dan peluang tertinggal dari 19 sektor sebelum ACFTA menjadi 52 sektor.…”
Section: Penelitian Terdahuluunclassified
“…Sejalan dengan itu, Balqis & Yanuar (2021) juga menemukkan bahwa berdasarkan nilai RCA, terlihat lada Indonesia memiliki daya saing untuk tujuan ekspor ke Jerman, Belanda, Prancis, Italia, dan Belgia. Ramadhani & Santoso (2019) juga menemukan bahwa pada komoditas minyak sawit, indeks RCA dan RSCA Indonesia dari tahun 2001 hingga 2014 lebih tinggi dari Malaysia. Dalam hubungan secara multilateral, Tampubolon (2020) menjelaskan ASEAN-China FT meningkatkan penetrasi produk ekspor Indonesia di pasar China, ditandai dengan peningkatan jumlah sektor dalam kategori bintang yang sedang naik daun dan peluang tertinggal dari 19 sektor sebelum ACFTA menjadi 52 sektor.…”
Section: Penelitian Terdahuluunclassified
“…Saat ini, Indonesia dan Malaysia menduduki produsen minyak kelapa sawit terbesar dengan jumlah produksi 85% dari total produksi minyak sawit dunia [3]. Di Available online on: http://jurnalkesehatan.unisla.ac.id/index.php/jev/index -59 -Indonesia sendiri, sebaran luas areal perkebunan sawit didominasi oleh Kalimantan dan Sumatera [4], lebih detailnya terdapat lima provinsi yang berperan sebagai produsen utama kelapa sawit di tahun 2018 yaitu Sumatera Utara (5,45%), Riau (7,14%), Sumatera Utara (3.04%), Kalimantan Barat (3,07%), Kalimantan Tengah (5,76%) [5]. Meningkatnya jumlah produksi kelapa sawit, berdampak pada peningkatan total limbah padat maupun cair dari hasil pengolahan kelapa sawit menjadi produk [6].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Since 2014, Malaysia has faced intense competition with Indonesia when Malaysia started to lose its palm oil market share in China's market to Indonesia due to the lower price of Indonesian palm oil (MPOB, 2015). Indonesia has a cost advantage in its palm oil production since they have cheap labor costs and larger oil palm plantations than Malaysia (Ramadhani & Santoso, 2019). Rifin (2010) also mentioned that a significant market share gained by the Indonesian palm oil in Asia, Africa, and Europe, is due to its price which is cheaper than Malaysian palm oil.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%