“…5,6,11,12 Keadaan telinga tengah diukur menggunakan metode timpanometri dengan merek interaoustic tipe AT235, indikator perlakuan dilakukan dengan mengamati nilai normal, tekanan telinga tengah normal (Tipe A), tekanan telinga sangat tinggi (Tipe Ad), tekanan telinga rendah (Tipe As), tidak adanya titik maksimum compliance (Tipe B), dan tekanan telinga negatif (Tipe C). [13][14][15][16] Terakhir, diagnosis gangguan pada hidung berupa inflamasi mukosa hidung (rhinitis alergi) yang diukur melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, nasoendoskopi dan tes kulit tusuk (skin prick test). 17 Kategori subjek penelitian berdasar pada data pasein yang berobat ke poliklinik bedah mulut di YPPCBL Bandung dan poliklinik THT-KL di RSUP Dr. Hasan Sadikin selama periode penelitian dan memenuhi kriteria inklusi (pasien celah langit-langit dengan atau tanpa celah bibir usia ≤10 tahun, belum pernah dilakukan tindakan pembedahan pada celah langit-langit dan belum pernah dilakukan pemasangan pipa ventilasi telinga di poliklinik bedah mulut YPPCBL Bandung dan poliklinik THT-KL RSUP Dr. Hasan Sadikin), dan bebas kriteria eksklusi (pasien perforasi membran timpani, otitis media akut, stenosis liang telinga dan infeksi saluran nafas bagian atas).…”