Condition of mangrove in the waters of Pangkil Village, Teluk Bintan District, Bintan Regency

Abstract

Pangkil Village is one of the areas located on the coast of Bintan Island, Teluk Bintan District. This island has an aquatic ecosystem with abundant marine resources, one of which is the mangrove ecosystem. Mangroves are the main supporting ecosystem for life activities in coastal areas that play an important role in maintaining the balance of environmental biological cycles. This study aims to determine the condition, distribution and density level of mangroves in the waters of Pangkil Village. This research was conducted in February-March 2021. The research method is purposive sampling, which means that the research station points are chosen intentionally based on the consideration of the condition of the existence of mangroves or the density of mangroves. The research station points were determined as many as 8 stations, at each station consisting of transects and at each transect consisting of 3 sample plot plots (Transect Line Plot). The density level data was collected using a line transect measuring 10x102 which was drawn from the sea to the land and the distribution of mangroves using lansat-8 imagery. The level of mangrove density in the waters of Pangkil Village is still quite good. The results of the research on the level of mangrove density in the waters of Pangkil Village are classified as good with the distribution of mangrove areas in the waters of Pangkil Village covering an area of 40.23 ha, with an average density level of 1,033 ind/ha per station to 1,733 ind/ha. with medium and solid status based on the Decree of the Minister of the Environment No. 201 year 2004.

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Kawasan Mangrove Baros, Bantul, Yogyakarta

“…Ketiga transek diletakkan pada titik yang berbeda sepanjang ekosistem mangrove dan lokasi stasiun yang sudah ditentukan serta ukuran transek digunakan pada diameter batang dan ketinggian yang berbeda sesuai dengan pernyataan Latupapua et al (2019) kategori pohon mangrove dapat dengan transek contohnya pohon dengan diameter batang ≥ 10 cm pada ketinggian ≥ 1,5 m. Identifikasi mangrove dilakukan dengan mendata spesies mangrove yang terdapat di Kawasan Konservasi Mangrove Baros dengan acuan menggunakan buku identifikasi mangrove yang selaras dengan Edo et al (2021) Menurut Yulianda (2019) indeks dalam perhitungan analisa kesesuaian wisata yaitu ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, jenis mangrove, jenis biota dan pasang surut. Perhitungan dalam analisa kesesuaian wisata yaitu:…”

Struktur Komunitas Gastropoda dan Bivalvia di Ekosistem Mangrove Perairan Desa Pangkil Kabupaten Bintan

“…Dengan tingginya kepadatan pada stasiun ini berpengaruh dengan keadaan mangrove yang ada pada stasiun tersebut. Pada penelitian Edo et al (2021), kerapatan mangrove di stasiun 4 yaitu tergolong sedang karena pada stasiun tersebut banyak terdapat aktivitas masyarakat seperti berkarang dan tidak jauh dari itu terdapat beberapa kelong ikan pada stasiun tersebut. Jenis gastropoda yang paling melimpah dan mendominasi yaitu Clithon retropictus.…”

“…Sedangnya tingkat keanekaragaman menunjukkan bahwa penyebaran individu tiap jenis cenderung seimbang serta kondisi kestabilan komunitas yang stabil. Faktor yang menyebabkan stasiun ini lebih tinggi dari pada stasiun yang lain karena terdapat kerapatan mangrove yang tergolong cukup tinggi penelitian Edo et al (2021). yang dimana penyebab tingginya kerapatan itu karena stasiun ini jauh dari aktivitas masyarakat yang melakukan kegiatan penebangan liar terhadap pohon mangrove.…”

Mangrove zonation, community structure and healthiness in Kei Islands, Maluku, Indonesia

“…Each species of Rhizophora had a specific optimum range of salinity. Rhizophora stylosa was dominant in a more saline habitat with a sanddominated substrate than R. apiculata, which preferred more estuarine and riverine habitats (Nugroho et al 2019;Nurrohman et al 2020;Edo et al 2021). The distribution of Sonneratia was unclear and irregular along with estuarine forests in Kei Archipelago.…”