Connecting Global and Local Indonesian Religious Environmental Movements

Abstract

ABSTRAKArtikel ini membahas hubungan antara gerakan sosial transnasional-lintas agama yang menangani perubahan iklim dalam skala global dengan ekspresi lokal agama dan ekologi di Indonesia. Artikel ini menghubungkan dua tren dalam literature, yaitu agama dan ekologi: 1) analisis spasial agama dan lingkungan alam dan 2) studi tentang gerakan sosial lingkungan religius. Banyak penelitian tentang pergerakan aktivis agama di pusat, yang menunjukkan bahwa mereka beroperasi di zona terpisah, agak terputus dari masyarakat lokal yang ingin mereka wakili dan direformasi. Artikel ini berpendapat bahwa gerakan lingkungan religius dapat dipahami dengan lebih baik dengan menempatkannya di tengah, sebagai aktor yang tertanam dan dibentuk oleh ruang global dan lokal yang tumpang tindih. Artikel tersebut diawali dengan tinjauan singkat literatur tentang agama dan ekologi yang relevan dengan analisis spasial agama dan gerakan sosial lingkungan. Tinjauan ini berpendapat bahwa studi tentang gerakan lingkungan religius dapat disematkan dalam konteks global dan lokal. Ini memberi contoh bagaimana konteks Indonesia (antara lain) telah membantu membentuk gerakan lingkungan religius global. Selanjutnya, artikel tersebut menyajikan studi kasus di Indonesia yang menunjukkan bagaimana wacana lingkungan diciptakan bersama oleh masyarakat lokal dan aktivis agama. Artikel ini diakhiri dengan saran untuk studi lebih lanjut tentang adaptasi kreatif terhadap perubahan iklim di tingkat lokal dan global.Kata Kunci: Agama; Aksi sosial antaragama; Ekologi; Gerakan lingkungan; Gerakan sosial global; Globalisasi; Indonesia; Perubahan iklim;. ABSTRACTThis article discusses connections between transnational multi-faith social movements addressing climate change on a global scale with local expressions of religion and ecology in Indonesia. It connects two trends in literature on religion and ecology: 1) spatial analysis of religion and the natural environment and 2) studies of religious environmental social movements. Many studies of these movements put religious activists at the center, which suggests that they operate in a separate zone, somewhat disconnected from the local communities they aim to represent and reform. This article argues that religious environmental movements can be better understood by placing them in the middle, as actors embedded in and shaped by overlapping global and local spaces. The article begins with a brief review of literature on religion and ecology relevant to a spatial analysis of religion and environmental social movements. It then argues that studies about religious environmental movements can be enriched by studying how movements are embedded in global and local contexts. It provides examples of how the Indonesian context (among others) has helped to shape global religious environmental movements. Next, the article presents case studies in Indonesia demonstrating how environmental activists share a dynamic relationship with their contexts, and how religious environmental discourses are co-created by local communities...

Perancangan Gedung Kesenian Tari Dan Pewayangan Kota Bekasi Melalui Pendekatan Arsitektur Ekologi

“…Menurut Odum (1971) Ekosistem sebagai seluruh unit yang mencakup semua makhluk hidup pada suatu wilayah yang menghasilkan energi. Jonathan D. Smith (2017) seorang peneliti teologi dan agama pada risetnya mengenai agama dan gerakan sosial-environmentalis mengatakan dalam mengurangi masalah-ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik) doi: 10.24912/stupa.v3i2.12455…”

“…| 2179 masalah lingkungan tidak hanya melibatkan sains dan teknologi tetapi moral, etika dan spiritual juga berperan penting dalam hal ini (Smith, 2017).…”

A progressive Islamic movement and its response to the issues of the ummah

“…65 Within this context, Muhammadiyah has published a book titled Fikih Air dan Teologi Lingkungan (Water and Environmental Theology) to guide members in creating a clean and healthy culture. 66 However, this book is insufficient on its own; it must be accompanied by a widespread advocacy movement oriented towards creating a collective awareness of the need to live cleanly. Only through such a movement can clean and healthy living become a central component of Islamic culture, i.e.…”