Paper ini akan mengkaji struktur atap tradisional kayu pada masjid-masjid bersejarah abad ke 16 di Jakarta. Pergeseran tradisi bangunan masjid dari arsitektur tradisional ke modern bernuansa Timur Tengah akibat dinamika pembangunan dan globalisasi, menyebabkan perubahan gaya arsitektur masjid yang dahulunya menggunakan atap tradisional kayu menjadi beratap dome ataupun menggunakan struktur atap berbahan modern. Jika fenomena ini dibiarkan, dikahawatirkan akan hilangnya pengetahuan dan nilai-nilai yang dimilikinya di masa yang akan datang. Melalui studi kasus pada masjid Al Alam Marunda dan Masjid Al Alam Cilincing, Teknik konstruksi dan bahan yang digunakan pada sistem struktur atap di masa lalu, dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, pengukuran, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan, sistem struktur atap kayu pada masjid bersejarah tersebut telah teruji dan terbukti mampu bertahan selama berabad-abad. Upaya pelestarian ini dilakukan selain untuk mempertahankan pengetahuan, nilai seni dan budaya yang dimilikinya, upaya pelestarian dilakukan dalam upaya memberikan wawasan tentang kearifan lokal dalam penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi atap.