Menurut World Health Organization (2017), diperkirakan jumlah anak retardasi mental di Indonesia sebanyak 6,6 juta jiwa. Insiden tertinggi pada anak masa sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan mental yang sangat berat sehingga sering mengalami kesulitan dalam mengurus diri, dukungan peiran oirang tua sangatlah dibutuhkan kareina anak tidak dapat tumbuh dan beirkeimbang deingan baik tanpa adanya oirangtua teirutama pada anak berkebutuhan khusus, feinoimeina ABK di seikoilah dalam berinteraksi sosial meireika teirlihat teitap diam dalam keiloimpoik dan bahkan tidak mau beirgabung dalam keiloimpoik beilajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meingeitahui adanya hubungan dukungan peiran oirang deingan inteiraksi soisial pada anak beirkeibutuhan khusus di SLB Pringseiwu tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian observasi analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional. Subjek penelitian ini adalah wali murid SLB pringsewu dan objek penelitiannya adalah hubungan dukungan peran orang tua dengan interaksi sosial pada anak berkebutuhan khusus di SLB pringsewu. Adapun tempat penelitiannya di SLB pringsewu, penelitian dilakukaan di SLB pringsewu, dengan jumlah sampel 64 wali murid SLB pringsewu. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian adalah cluster sampling. Analisa bivariate dalam penelitian ini menggunakan chi-square. Hasil penelitian dari variable dukungan peran orangtua dengan interaksi sosial anak berkebutuhan khusus di SLBN Pringsewu diperoleh nilai p-value 0,007 (<0,05) dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak artinya ada hubungan dukungan peran orangtua dengan interaksi sosial anak berkebutuhan khusus di SLBN Pringsewu. Diharapkan pihak SLBN Pringsewu dapat mengadakan atau memfasilitasi guru maupun orangtua terkait pelatihan mengenai cara atau strategi dalam melatih interaksi sosial pada anak berkebutuhan khusus