Penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo) telah diketahui sejak lama merupakan penyakit bakteri utama terjadi di banyak negara-negara penghasil padi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh bakteri endofit yang diformulasikan berbahan dasar talek terhadap pengendalian hayati Xoo di agroekosistem padi berbasis sistem intensifikasi padi (SRI)-organik di Cianjur-Jawa Barat. Formulasi berbahan dasar talek disiapkan mengandung bakteri endofit Bacillus firmus (isolat E65) yang sebelumnya diisolasi dari padi sawah. Penekanan penyakit HDB berkisar 2,14% sampai 97,15%. Di antara kultivar yang diuji, rata-rata tingkat keparahan HDB di antara enam kultivar adalah 9,79%. Kultivar Inpari 10 (Sedang) menunjukkan tingkat keparahan penyakit yang paling rendah dibandingkan dengan yang tahan (cv. Sintanur, Mekongga dan Code). Hal ini menunjukkan bahwa efikasi biokontrol B. firmus E65 berbasis talek tidak dipengaruhi oleh kerentanan kultivar. Formulasi bakteri antagonis meningkatkan hasil hingga 9%. Hasil tertinggi untuk masing-masing perlakuan dengan formulasi bakteri berbasis talek diperoleh pada cv. Inpari 10 dan Cisantana. Untuk skala produksi yang dapat memperpanjang aktivitas biokontrol, kendala yang mungkin terjadi adalah umur simpan formulasi. Kajian ini menunjukkan keuntungan dari kultur tunggal bakteri antagonis yang