Indonesia is the biggest producer of palm oil in the world with potential amount of empty fruit bunch (EFB) byproduct as much as 22 million tons/year. So far there have been no advanced technologies employed by palm oil industries in Indonesia to
ABSTRAKIndonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia memiliki potensi hasil samping limbah padat tandan kosong sawit (TKS) sekitar 22 juta ton/tahun. Selama ini belum ada pemanfaatan TKS yang maksimal untuk meningkatkan nilai tambah dari TKS kecuali konversi menjadi listrik melalui teknologi pembakaran. Biasanya, sebagian besar limbah TKS dikembalikan ke lahan perkebunan sebagai penutup tanah (mulsa) yang selanjutnya akan didegradasi secara alami oleh lingkungan. Namun, prosess ini justru memiliki potensi emisi CH 4 ke atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Teknologi biokonversi TKS untuk menjadi bahan kimia dan energi dapat menjadi pilihan teknologi yang menjanjikan dalam pencegahan perubahan iklim. Manfaat teknologi ini tidak hanya dapat mencegah terjadinya emisi alami CH 4 ke atmosfer tetapi juga dapat memanfaatkan gas CH 4 menjadi energi untuk substitusi konsumsi listrik dan bahan bakar fosil. Namun, sifat rekalsitransi biomassa TKS menjadi faktor pembatas paling utama dalam konversi TKS menjadi gas CH 4 . Oleh karena itu, teknologi pratritmen diperlukan untuk mengurangi karakteristik rekalsitransi TKS sehingga efisiensi konversi menjadi CH 4 dapat lebih optimal. Teknologi pratritmen untuk memecah sifat rekalsitransi dalam TKS masih tergolong mahal namun harus bisa dilakukan agar konversi TKS ke gas CH 4 menjadi lebih tinggi. Dalam riset ini, pratritmen TKS digunakan bahan kimia NH 4 OH konsentrasi rendah. Teknologi pratritmen dengan NH 4 OH konsentrasi rendah ini dinilai lebih murah biayanya. Selain itu, proses pratritmen ini dapat meningkatkan produksi CH 4 cukup signifikan yaitu sekitar 33,8% lebih tinggi bila dibandingkan tanpa pratritmen.Kata kunci: tandan kosong sawit, pratritmen, biogas, amonium hidroksida, konsentrasi rendah.