Cooperative Contracts in the Agricultural Sector and Their Impact on the Working Time Allocation

Abstract

TThe comprehension of fundamental concepts underlying agricultural cooperatives remains elusive to a significant proportion of farmers despite their extensive daily or even long-term involvement in farm work. This study seeks to investigate the preferences of farmers in the agricultural sector regarding Muzharaáh and Mukabarah cooperation contracts, and their implications for assigned working time. To obtain the essential data, this study adopts a quantitative survey methodology. The quantitative analysis employs the Regression Moderation Analysis (RMA) technique. According to the findings of this survey, the Muzharaáh contract is the preferred form of cooperation contract among farmers, as it reduces the daily time allotted to cultivating by 3.14 hours. Furthermore, farmers involved in this contract increase their daily working hours by 8.28 hours if they do not face risks such as fertilizer or seed-related risks. Future studies should employ a range of regression procedures to produce divergent results and provide farmers with better guidance.======================================================================================================== ABSTRAK - Akad-akad Kerjasama di Sektor Pertanian dan Dampaknya terhadap Alokasi Waktu Kerja – Meskipun banyak petani yang terlibat dalam kerjasama pertanian sehari-hari dan telah menghabiskan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun bekerja di pertanian, masih banyak di antara mereka yang tidak memahami konsep dasar di balik kerjasama pertanian. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menyelidiki preferensi petani di sektor pertanian terhadap jenis kontrak kerjasama Muzharaáh dan Mukabarah serta dampak preferensi tersebut pada alokasi waktu kerja yang dialokasikan. Metodologi survei kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, dan Regresi Moderasi Analisis (RMA) digunakan sebagai teknik analisis. Hasil studi menunjukkan bahwa petani cenderung lebih memilih kontrak Muzharaáh, karena dapat mengurangi waktu kerja harian yang diperlukan untuk bercocok tanam sebesar 3,14 jam perhari. Selain itu, petani yang terlibat dalam kontrak tersebut cenderung menambah jam kerjanya sebesar 8,28 jam perhari jika tidak menghadapi risiko dalam bentuk pupuk atau bibit. Dalam penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan metode Regresi yang berbeda untuk memperoleh hasil yang beragam pada setiap metode sehingga dapat memberikan rekomendasi yang lebih efektif pada petani untuk memilih jenis kontrak kerjasama yang paling sesuai..