“…Self-reliance adalah keyakinan individu untuk mampu secara mandiri mengatasi stres dan masalah yang dihadapinya (Reynolds dan Kamphaus, 2004). Penelitian membuktikan, remaja yang memiliki self-reliance yang kuat cenderung mengatasi bullying dengan cara menenangkan dirinya, menghadapi masalah dengan cara problem focused coping (berusaha mengambil tindakan penyelesaian), dan mencari dukungan yang dapat menghilangkan efek negatif dari bullying (Parris, Varjas, Meyers, Henrich, dan Brack, 2017). Analisis dari kerangka big five personality menemukan: karakteristik keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience) berkaitan dengan tiga dari lima domain posttraumatic growth yang meliputi kesempatan-kesempatan baru, relasi dengan orang lain, dan kekuatan individual; karakteristik conscientiousness merupakan faktor penting untuk memunculkan perubahan pada domain spiritual, kekuatan personal, dan apresiasi terhadap kehidupan yang mengarahkan individu pada penanganan peristiwa traumatis dan melakukan coping secara langsung terhadap suatu kejadian; karakteristik extraversion berhubungan dengan strategi coping individu, yaitu extraversion mendorong individu untuk melakukan pencarian dukungan, pemecahan masalah dan restrukturisasi kognitif; karakteristik agreeableness memungkinkan individu untuk mencari dukungan sosial untuk dapat menerima kejadian traumatis yang dialami; dan, karakteristik neuroticism juga merupakan faktor yang memengaruhi tercapai atau tidak posttraumatic growth, yaitu neuroticism cenderung menggunakan coping penghindaran (Karanci et al, 2012).…”