Corporate governance on financial distress: Evidence from Indonesia

Abstract

The main objective of this paper is to explore the most significant determinants of financial distress of manufacturing companies in Indonesia and to provide explanations on this issue by using multiple regression models. With Modigliani and Miller’s and Trade-off theories were reviewed to formulate a testable proposition on the determinants of financial distress of manufacturing companies in Indonesia. Multiple regression models were used as a statistical tool to investigate the most significant profitability determinants of manufacturing companies in Indonesia. The Lisrel software was used to analyze 300 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. It was found that institutional ownership, firm size, profitability, and board independence as variables had a positive relationship in an effort to avoid financial distress. Meanwhile, the board size variable had an insignificant positive relationship. The findings are consistent with the pecking order and financial agency theory which helps in understanding the application of financial distress studies for manufacturing companies in Indonesia.

Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Komisaris Independen terhadap Prediksi Financial Distress

“…Corporate governance mengarah kepada seperangkat mekanisme yang mempengaruhi manajer dalam mengambil keputusan saat terdapat pemisahan antara pengendalian dan kepemilikan. Beberapa pengendalian terletak pada fungsi dari pemegang saham institusional, dewan direksi, maupun dari mekanisme pasar (Handriani et al, 2021). Maka dari itu, keputusan dan strategi yang diambil organ utama perusahaan menjadi kunci penentu sukses atau tidaknya suatu perusahaan.…”

“…Dewan komisaris suatu perusahaan bertanggung jawab untuk mengawasi perilaku maupun aktivitas manajemen dalam mengoperasikan perusahaan. (Jensen & Meckling, 1976) dalam (Handriani et al, 2021). Dewan komisaris sebagai organ utama perusahaan bertanggung jawab untuk memantau, memberi nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan telah menerapkan tata kelola yang baik (good corporate governance).…”

“…Semakin tinggi persentase kepemilikan suatu institusi maka semakin efektif proses monitoring dapat mengontrol kinerja manajer (Widhiadnyana, 2020). Semakin besar kepemilikan saham oleh pihak institusional maka akan semakin kuat pengendalian manajemennya sehingga meminimalkan potensi terjadinya kesulitan keuangan bagi perusahaan (Handriani et al, 2021). Sebab, adanya investor institusi sebagai pemegang saham akan mengawasi manajemen secara ketat dalam menyajikan laporan keuangan, yang mana akan sulit bagi pihak manajemen untuk menyembunyikan kinerja aktif mereka dan melaporkan laba bersih dalam laporan keuangan (Yusra & Bahtera, 2021).…”

Pengaruh corporate governance, perspektif fraud triangle, income smoothing dan karakteristik perusahaan terhadap fraud pada perusahaan manufaktur di Indonesia

“…Sektor perusahaan manufaktur mampu mencetak kinerja positif ditengah situasi pasar yang tidak menentu. Beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa corporate governance dapat mencegah terjadinya financial distress (Pramudena, 2017;John & Ogechukwu, 2018;Handriani et al, 2021). Selain itu penelitian lainnya menemukan corporate governance berpengaruh secara signfikan positif terhadap kinerja perusahaan (Azeez, 2015;Bhatt & Bhatt, 2017).…”

To What Extent does CEO Behavior Enhance Risk-Taking? A Banking Sector Related Evidence

“…This is due to the thought that the causes of the financial crisis are linked to corporate governance in the banking industry. The collapse of multiple governance systems has frequently been cited as one of the crises' key causes (De Haan and Vlahu, 2016;Handriani et al, 2021). Beltratti and Stulz (2012) indicated that Banks with careful corporate governance structures are thought to be more effective in allocating their investment, while banks with weak governance and excessive risk taking suffer greater losses since they are riskier during the crisis.…”