Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit kronis yang banyak ditemui di Indonesia. Terapi yang diperlukan untuk mengeradikasi bakteri penyebab TBC (Mycobacterium tuberculosis) membutuhkan waktu setidaknya 6 bulan, yaitu 2 bulan fase intensif diikuti 4 bulan fase lanjutan. Selama ini, monitoring hasil terapi dilakukan setelah fase intensif dengan melakukan pemeriksaan mikrobiologis. Namun, pemeriksaan mikrobiologis kurang sensitif dan lebih sulit dilakukan khususnya pada anak sehingga diperlukan pemeriksaan lain yang lebih sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil hematologi yaitu profil eritrosit, leukosit, dan trombosit pre dan pasca terapi fase intensif obat antituberkulosis pada anak. Penelitian observasional analitik berdesain kohort prospektif dilakukan terhadap 90 pasien anak. dengan TBC paru maupun ekstra paru di Poli Kesehatan Anak RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang pada Februari hingga Desember 2018. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pada pasca terapi, jumlah leukosit (p = 0,036), neutrofil (p = 0,020), trombosit (p = 0,008), dan PCT (p = 0,015) lebih rendah namun jumlah limfosit (p = 0,037) lebih tinggi; sedangkan monosit, hemoglobin, indeks eritrosit, RDW, dan MPV tidak berbeda bermakna. Sekalipun demikian, jumlah leukosit, neutrofil, trombosit, plateletcrit (PCT) yang menurun serta jumlah limfosit yang lebih tinggi tidak berkorelasi dengan respons terapi pada TBC anak. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat penurunan leukosit, neutrofil, trombosit, PCT, dan peningkatan limfosit akan tetapi tidak berhubungan dengan respons pengobatan.