Abstrak
Upaya mitigasi bencana geologi khususnya gempa tektonik di Indonesia dapat dilakukan dengan mempelajari relasi antara parameter gempa dan sumber gempa. Parameter ukuran kekuatan gempa adalah magnitudo sedangkan parameter sumber gempa adalah dimensi patahan yang meliputi luas dan kedalaman bidang patahan. Dalam hal ini, magnitudo gempa diukur dalam skala magnitudo momen dan dimensi patahan direpresentasikan rupture area (merupakan perkalian antara rupture length dan rupture width ) dan rupture depth . Fokus penelitian ini adalah relasi antara dan serta mempelajari kemungkinan peran rasio dan . Data penelitian adalah 53 data gempa sebagai data utama dan data tambahan dari kasus gempa di luar negeri dan di Indonesia yang diakses bebas melalui laman http://eida.gfz-potsdam.de/webdc3 atau https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/search/. Mayoritas data utama merupakan gempa tipe strike-slip atau normal dengan kekuatan 4,5 ≤ ≤ 7,6 yang relevan dengan tektonik Indonesia. Hasil-hasil penelitian berupa persamaan empiris = 0,50 ln + 3,56 dan terapan persamaan empiris tersebut untuk estimasi magnitudo gempa di dalam dan luar Indonesia. Untuk seluruh kasus, penyimpangan estimasi magnitudo relatif terhadap magnitudo referensi adalah ≤ 0,1 dengan standar deviasi pengukuran 0,2 (dianggap tidak signifikan). Meskipun penelitian ini belum berhasil mengungkap korelasi antara dan dua parameter patahan dan , namun persamaan empiris temuan penelitian menunjukkan ada korelasi kuat antara magnitudo momen dan luas bidang patahan berupa sebagai fungsi logaritmik yang konsisten dengan temuan penelitian terdahulu. Hasil-hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pemahaman tentang karakteristik gempa tektonik di Indonesia.
Kata Kunci: magnitudo momen, luas bidang patahan, dimensi patahan
Abstract
Efforts in mitigation study for geohazards risk reduction in particularly Indonesian earthquakes were examined using scaling relationship between source and earthquake parameters. Magnitude was a measure of earthquake size and fault dimensions was used as source parameter including rupture area and depth. In this context, earthquake size scaled with moment magnitude and fault dimensions were represented by rupture area (the product of rupture length and width ) and depth . The focus of this study is to develop scaling relationship of and as well as to examine possible roles of ratio and the depth . The data were 53 earthquakes as the primary data and addditional cases obtained from occurences both in overseas and Indonesian territories, accessed at http://eida.gfz-potsdam.de/webdc3 or https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/search/. The majority of the main data was associated with normal or strike-slip events ranging 4.5 ≤ ≤ 7.5, relevant to Indonesian settings. The results are empirical equation = 0.50 ln + 3.56 and its application to estimate magnitudes for cases in and outside Indonesia. For all cases considered in this study, magnitude estimates were ≤ 0.1 relatively compared with references with standard deviation of the measurements of only 0.2, considered unimportant. Although this study has not unrevealed correlation of and parameters and , the equation shows that the magnitude and the area are strongly correlated, namely is a logarithmic function of , consistent with previous work. The results contribute better understanding of characteristics of Indonesian earthquakes.
Keywords: moment magnitude, rupture area, fault dimensions