Dampak destruktif dari pandemi covid-19 telah menyentuh berbagai sektor kehidupan manusia, salah satunya adalah sektor pariwisata. Hal inilah yang juga dialami oleh pengelola Wisata Dam Jati yang terletak di desa Goranggareng, Nguntoronadi, Kabupaten Magetan. Krisis yang diakibatkan pandemi covid-19 berpotensi besar berdampak pada krisis fiannasia yang akan berimplikasi juga pad akesejahteraan masyarakat skeitar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang menitikberatkan pada wawancara mendalam, observasi dan studi literasi. Penelitian ini menitikberatkan pada strategi komunikasi krisis yang dilakukan pengelola Wisata Dam Jati dalam menghadapi pandemi covid-19 dengan pendekatan Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyikpai krisis, pengelola tempat Wisata Dam Jati melakukan pendekatan SCCT yang diawali dengan pemetaan terhadap jenis krisis, penyusunan strategi melalui justification dan compensation hingga pada soliditas pengelolaan internal organisasi. Melalui penelusuran terhadap ketiganya pengelola Wisata Dam Jati berhasil menuai hasil positif. Ini terlihat dari adanya kenaikan jumlah pengunjung dalam rentang waktu tertentu. Kenaikan itu juga yang berimplikasi pada pendapatan finansial organisasi. Dengan adanya pendapatan finansial, pengelola Wisata Dam Jati berhasil mencegah potensi destruktif lain yang diakibatkan pandemi covid-19. Namun untuk menjaga simultansi ketahanan organisasi dalam menghadapi krisis, pengelola sudah harus mulai membangun komunikasi yang intensif dan masif dengan berbagai pihak di luar organisasi seperti pemerintah, swasta dan media massa. Ini penting karena hasil akhir dari pandemi covid-19 belum bisa diprediksi dengan tepat. Pelibatan berbagai pihak dapat meringankan dampak krisis yang dialami oleh organsasi.