2020
DOI: 10.24832/kapata.v15i1.15-24
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Cultural Heritage Digitization in Indonesia: A New Perspective on Preserving Depok Colonial Heritage

Abstract: Teknologi terkini, seperti fotografi digital, pemindai 3D, dan augmented reality, memberikan alternatif dalam upaya pelestarian situs warisan budaya. Fokus pembahasan dalam artikel ini adalah kelanjutan wacana tentang manfaat pelestarian berbasis digital berdasarkan penerapan pada Proyek Depok Lama. Depok adalah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang memiliki beragam jenis bangunan masa kolonial, antara lain permukiman penduduk, gereja, dan jembatan. Namun, studi terbaru menunjukkan hampir 75% bangunan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
1
1

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 10 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…During the digital era, cultural data digitalization is crucial so the cultural data can be passed on to the next generations. Lukman et al (2020:16) [9] proposed some advantages of cultural heritage digitalization, as stated below. a) Cultural heritage digitalization provides an alternative for preserving cultural heritage sites.…”
Section: The Strategies Of Archeological Resources Management Involvi...mentioning
confidence: 99%
“…During the digital era, cultural data digitalization is crucial so the cultural data can be passed on to the next generations. Lukman et al (2020:16) [9] proposed some advantages of cultural heritage digitalization, as stated below. a) Cultural heritage digitalization provides an alternative for preserving cultural heritage sites.…”
Section: The Strategies Of Archeological Resources Management Involvi...mentioning
confidence: 99%
“…Cornelis Chastelein adalah seorang pejabat tinggi Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) dengan status anggota Raad van Indie yang memiliki tanah partikelir di daerah Depok pada abad ke-17. Dalam menggarap lahannya di Depok, ia dibantu oleh para budaknya yang berasal dari Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Jawa, dan Pulau Rote (Lukman, Assilmi, and Imandiharja 2019). Chastelein memberikan pendidikan baca tulis, mengajarkan bahasa Belanda, serta memperkenalkan agama Kristen kepada para budaknya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sejarah lisan dalam arkeologi penting untuk memberikan gambaran umum dari perspektif masyarakat tersebut dalam memahami peristiwa pada masa lalu (Moshenska 2007, 91-92;Whiteley 2002, 405-6). Penggunaan sejarah lisan dalam memberikan pemahaman tinggalan arkeologi umum dilakukan terhadap material dari perang dunia, penjajahan, etnoarkeologi, dan/atau tema lain yang masih memiliki memori kolektif yang kuat dalam kehidupan masyarakat (Beck and Somerville 2005;Lukman, Assilmi, and Imandiharja 2019;Metcalfe 2011;Moshenska 2007). Dengan demikian, penggunaan pendekatan sejarah lisan Hasil wawancara menjadi dasar untuk menganalisis disonansi yang terjadi pada Tugu Cornelis Chastelein dengan menggunakan konsep disonansi memori.…”
Section: Metodeunclassified