Pendahuluan. Respons hematologi lengkap merupakan bagian tak terpisahkan dari pencapaian target respons sitogenetik lengkap dan respons molekular mayor terapi imatinib mesylate meskipun tidak menentukan prognosis. Respons hematologi lengkap pasien LGK fase kronik di Indonesia lebih rendah daripada kasus LGK fase kronik di dunia (74% vs. 95,3%). Perbedaan ini karena 60% pasien di Indonesia mendapat hidroksiurea lebih dulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor prognostik apa saja yang memengaruhi respons hematologi lengkap pasien LGK fase kronik yang mendapat imatinib mesylate di Indonesia. Metode. Penelitian dilakukan dengan desain kohort retrospektif menggunakan rekam medis pasien leukemia granulositik kronik yang datang berobat ke Klinik Teratai RSCM dan Poli Hematologi RSCM lantai 2 yang mendapat terapi imatinib mesylate sejak Januari 2004-Desember 2011. Hasil. Sebagian besar subjek penelitian laki-laki (61,5%), berumur 26-40 tahun (47,4%), lama diagnosis <12 bulan (69,2%), lama terapi hidroksiurea <6 bulan (64,1%), konsentrasi hemoglobin <12 g/dl (69,2%), jumlah leukosit ≥50.000 (48,7%), jumlah trombosit 0-<450.000 (42,3%), besar limpa ≥10 cm (55,1%), dan skor Sokal rendah (42,3%) serta mencapai respons hematologi lengkap dalam 3 bulan (57,7%). Lama terapi hidroksiurea < 6 bulan sebelum mendapat terapi imatinib mesylate merupakan faktor prognosis tingginya angka pencapaian respons hematologi lengkap dalam 3 bulan Simpulan. Karakteristik klinik dan laboratorik pasien LGK fase kronik di Indonesia berbeda dengan karakteristik pasien LGK fase kronik di luar negeri. Lama diagnosis sampai mendapat imatinib mesylate <12 bulan, lama terapi hidroksiurea <6 bulan, dan konsentrasi hemoglobin ≤12 g/dl berhubungan dengan pencapaian respons hematologi lengkap pada pasien LGK fase kronik. Lama terapi hidroksiurea <6 bulan merupakan faktor independen yang berhubungan dengan pencapaian respons hematologi lengkap.