Kelompok usia muda dalam memanfaatkan internet menjadi bukti bahwa mereka dapat beradaptasi di era digital secara positif. Remaja menggunakan internet sebagai sarana belajar, berbagi informasi, dan mempermudah komunikasi. Meskipun membawa manfaat positif, kehadiran internet juga membawa dampak negatif seperti cyberbullying. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kejadian cyberbullying pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data penelitian ini yaitu data primer dengan teknik wawancara mendalam, informan dipilih menggunakan snowball sampling. Analisis data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor karakteristik keperibadian berupa masalah fisik korban. Tindakan perundungan yang dirasakan korban cyberbullying yaitu flaming, harassment, degeneration, impersonation, dan exclusion. Dampak yang dirasakan korban berupa peningkatan depresi yaitu gelisah, khawatir, dan takut. Korban mengalami penurunan self-esteem dalam dirinya, korban juga sempat melakukan percobaan bunuh diri, akan tetapi masih ada korban yang mengatakan tidak sampai memikirkan hal tersebut. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu korban di-bully berdasarkan karakteristik fisiknya. Kelima jenis cyberbullying yang didapatkan korban sama. Dampak yang dirasakan yaitu peningkatan depresi, penurunan self-esteem, dan korban melakukan percobaan bunuh diri. Diharapkan para remaja menggunakan sosial media dengan baik, orang tua sebaiknya mengawasi kegiatan anaknya dan selalu membuat komunikasi yang baik, lembaga terkait harusnya juga membuatkan solusi atau program terhadap kasus cyberbullying terutama untuk korban.