One of the psychological impact suffered by PLWHA after HIV-AIDS was death anxiety. Excessive death anxiety would cause emotional function disorder such as neurotisma, depression, and psychosomatic disorders. The purpose of research was to describe the level of death anxiety in PLWHA in cilincing Puskesmas North Jakarta. The research was quantitative descriptive. The population was PLWHA in Puskesmas Cilincing. The samples were 30 respondents with consecutive sampling technique. The instruments used were Templer Death Anxiety Scale had done the validity test with the results of a range of values from 0.30 to 0.74 and test the reliability of 0.734. Univariat data were analyzed by frequency distribution. The results of this analysis, it is known that more than half of respondents (56.7%) had high death anxiety, and almost half of respondents (43.3%) had low. It could be concluded that the newly diagnosed PLWHA over the past year to experience anxiety about the high mortality. Keywords: anxiety, death Anxiety, PLWHA ABSTRAK Salah satu dampak psikologis yang dialami ODHA setelah mengidap HIV-AIDS yaitu kecemasan terhadap kematian. Kecemasan terhadap kematian yang berlebih akan menimbulkan gangguan fungsi emosional seperti neurotisma, depresi, dan gangguan psikosomatis. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat kecemasan terhadap kematian pada ODHA di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah ODHA di Puskesmas Kecamatan Cilincing. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Templer Death Anxiety Scale yang sudah dilakukan uji validitas dengan hasil rentang nilai 0,30-0,74 dan uji reliabilitas sebesar 0,734. Analisis data univariat dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa lebih dari setengah responden (56,7%) mengalami kecemasan terhadap kematian yang tinggi, dan hampir setengah responden (43,3%) lainnya mengalami kecemasan terhadap kematian yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa ODHA yang baru di diagnosa dalam satu tahun terakhir mengalami kecemasan terhadap kematian tinggi.