Sindrom Miller-Fisher merupakan salah satu varian Sindrom Guillain-Barre yang memiliki gambaran klinis unik dengan trias klasik optalmoplegia, ataksia dan arefleksia. Pemeriksaan penunjang pada Sindrom Miller-Fisher berperan penting karena beberapa kondisi penyakit juga dapat bermanifestasi seperti trias klasik Sindrom Miller-Fisher. Penunjang berupa analisis cairan serebrospinal, pencitraan otak, biomarker antibodi GQ1b telah banyak digunakan untuk menegakkan diagnosis Sindrom Miller-Fisher namun memiliki keterbatasan. Pemeriksaan elektrofisiologi kemudian banyak diteliti karena selain menunjang diagnosis dapat menjelaskan proses penyakit Sindrom Miller-Fisher.
Penulisan ini bertujuan untuk membahas peran pemeriksaan elektrofisiologi dalam diagnosis Sindrom Miller-Fisher. Hasil studi menunjukkan bahwa abnormalitas amplitude Sensory Nerve Action Potential (SNAP) dan H-reflex secara konsisten terjadi pada Sindrom Miller-Fisher. Abnormalitas amplitudo SNAP akan membaik dengan cepat dan reversibel sehingga diperlukan juga pemeriksaan elektrofisiologi serial untuk dapat menunjang diagnosis Sindrom Miller-Fisher. Temuan tersebut dapat diperkuat dengan hasil pemeriksaan konduksi saraf motorik, konduksi saraf sensorik dan F-wave yang normal.
Kata Kunci: Sindrom Miller-Fisher, Elektrofisiologi, Diagnosis