<em>Cyber Kill Chain</em> (CKC) telah digunakan secara meluas oleh praktisi keamanan untuk menggambarkan berbagai tahap serangan dan pertahanan <em>cyber</em>. Model ini berfokus pada proses penyusupan pada sistem komputer. CKC sering digunakan untuk melindungi jaringan komputer organisasi dengan tahapan-tahapannya adalah: <em>Reconnaissance, Weaponization, Delivery, Exploitation, Installation, Command & Control</em>, dan <em>Act on Objectives</em>. Permasalahannya adalah, evolusi pola serangan dari <em>intruder</em> telah berubah, dari cara-cara tradisional menuju cara-cara canggih. Akibatnya pola dari oleh <em>intruder</em> makin mudah dilakukan dan makin mudah menerobos pertahanan korban. Untuk itu harus diimbangi dengan pertahanan yang lebih baik, dengan mengkombinasikan antara perangkat analis yang canggih, pemodelan prediktif, dan <em>cyber kill chain</em> sebagai model pertahanan <em>cyber security</em> organisasi. Pada penelitian ini, CKC digunakan untuk mengungkap status dari pelanggaran data. Analisis data menghasilkan informasi perilaku pengguna jaringan berupa notifikasi ancaman pada setiap tahap <em>kill chain</em>, sehingga serangan yang sedang berlangsung dapat dihentikan dan kerusakan dapat dicegah. Hasil dari penelitian ini adalah (a). Persiapan organisasi atau jaringan komputer untuk menghadapi serangan <em>cyber</em> dengan menerapkan pendekatan <em>cyber security</em> modern di jaringan sendiri. (b). Penerapan kebijakan keamanan di dalam dan di <em>border</em> jaringan untuk meningkatkan <em>cyber security</em>, dengan solusi mencegah terjadinya kerusakan dan pendeteksian pada serangan yang sedang berlangsung. Dengan demikian, sistem yang diciptakan secara otomatis mendeteksi dan menganalisis perubahan perilaku pengguna dan komputer yang mengindikasikan adanya pelanggaran.