Determinan Probability of Default Dalam Perhitungan Expected Credit Loss Perbankan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profil risiko kredit, target pertumbuhan kredit dan makro ekonomi (PDB, nilai tukar dan inflasi) terhadap probabilitas gagal bayar dalam menghasilkan ekspektasi kerugian kredit sebagai diatur dalam PSAK 71. Penelitian dilakukan di PT Bank X selama pengamatan tahun 2016-2021 dengan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan profil risiko kredit, target pertumbuhan kredit dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap probability of default (PD), sedangkan PDB dan inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap PD. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa penerapan manajemen risiko kredit yang baik dapat mengurangi tingkat default yang dapat disebabkan oleh target pertumbuhan kredit dan kondisi makro ekonomi khususnya PDB dan nilai tukar yang berpengaruh signifikan terhadap default yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan expected credit loss (ECL) pada laporan keuangan.

Implementation of credit risk management basel principles (Evaluation Study of an Indonesian Commercial Bank)

“…In addition to maximizing profits, Hartanto and Setijaningsih (2023) in their research found that good implementation of credit risk management will minimize the bad debts that arise due to high credit growth targets. Siddique et al (2021) also found that implementing appropriate credit risk techniques, strategies, and management could reduce the level of bad loans.…”

Kinerja Keuangan Bank Mega dan Bank Mega Syariah Menggunakan Pendekatan Camel

“…Perbankan Islam di Indonesia masih belum memiliki alat pengukuran kinerja khususnya dan masih menerapkan alat pengukuran konvensional yang terbatas pada pengukuran rasio keuangan. Menurut (Hartanto & Setijaningsih, 2023), hasil dari sebagian besar penelitian yang menggunakan standar konvensional untuk menilai kinerja perbankan Islam menunjukkan bahwa bank-bank Islam cenderung tertinggal dibandingkan dengan bank konvensional. Penggunaan alat pengukuran konvensional sebagai satu-satunya cara untuk menilai kinerja bank Islam dianggap tidak sesuai.…”