Determinants of low birth weight among newborns delivered in China: a prospective nested case-control study in a mother and infant cohort

Karakteristik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

“…Menurut data pusat statistic 2020 angka kematian bayi 0-28 hari di Indonesia sekitar 11,7 jiwa/1000 kelahiran hidup. 3,4 Menurut perkiraan, setiap tahunnya terdapat sekitar 400.000 bayi dengan BBLR dan dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang karena dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga berpengaruh terhadap kecerdasan anak karena bayi dengan BBLR cenderung perkembangan kognitifnya lambat, kelemahan syaraf, dan performa buruk dalam proses pendidikan. 2,5,6 BBLR mempunyai dampak jangka panjang sampai usia dewasa, antara lain meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes, gangguan metabolik dan kekebalan tubuh serta ketahanan fisik yang juga akan berdampak terhadap ketahanan ekonomi dan akan menjadi beban ekonomi bagi keluarga.…”

“…11,14 Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa ibu yang melahirkan BBLR lebih banyak pada usia kehamilan ≥ 37 minggu (aterm) yaitu sebesar 57.1% sehingga tidak sesuai dengan teori yang ada bahwa resiko BBLR didapatkan dari ibu yang melahirkan < 37 minggu (preterm) karena semakin bertambahnya usia kehamilan seharusnya berat badan bayi semakin bertambah, tetapi ada penelitian yang menemukan bahwa ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR terjadi pada usia kehamilan aterm. 4,15 Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecukupan nutrisi ibu saat hamil. Pemenuhan nutrisi dan usia ibu saat hamil merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kelainan pada bayi.…”

“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ibu yang jarak kelahirannya <2 tahun memiliki resiko 1,4 kali lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR. 3,4 Jarak kehamilan sangat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin sehingga seorang wanita perlu waktu 2-3 tahun untuk pulih sempurna dan siap untuk hamil lagi. Kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat mengindikasikan kurang siapnya rahim untuk menjadi tempat implantasi embrio sehingga jika terjadi kehamilan maka pertumbuhan juga tidak akan optimal.…”