Bauksit merupakan salah satu logam mineral yang paling banyak ditambang di dunia dan berperan penting sebagai bahan baku produksi aluminium. Penerapan kebijakan hilirisasi bauksit berdampak terhadap ekspansi luas tambang bauksit dan luas lahan bekas tambang bauksit. Perluasan kegiatan pertambangan dapat menyebabkan peningkatan dampak kerusakan lingkungan, salah satunya adalah timbulnya lahan kritis di kawasan bekas tambang. Lahan bekas tambang bauksit sering kali mengalami permasalahan sifat fisik dan kimia tanah yang menyebabkan tanah tidak mampu mendukung pertumbuhan dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Alternatif yang dapat diterapkan meliputi penggunaan seedball tanaman adaptif dan pemanfaatan kompos diperkaya Fly Ash-Bottom Ash (FABA) sebagai bahan amelioran. Teknologi reklamasi lahan bekas tambang menjadi kunci tercapainya keberhasilan reklamasi sekaligus mendukung optimalisasi program hilirisasi bauksit yang berkelanjutan di Indonesia.