Sering terjadinya pelangaran lalu lintas menjadi kerugian pada perusahaan penyedia alat berat, kesulitan dalam mengendalikan alat berat sering dialami oleh operator saat bekerja, hal terjadi karena seleksi operator alat berat yang belum ketat, sehingga diperlukan bobot kriteria dalam seleksi agar dapat mengurangi resiko tersebut. Perlunya dilakukan pendekatan ini agar operator yang diterima dapat bekerja dengan baik dalam mengoperasikan alat berat dan kemungkinan kecil terlibat masalah saat menjalankan alat berat. Dalam banyak penyelesaian pemasalahan seleksi seperti kasus yang terjadi, penetapan kriteria seleksi dilakukan dengan para ahli, sehingga memungkinkan untuk penerapan metode pendukung keputusan. Metode diusulkan dengan mengabungan 2 model pendekatan untuk seleksi operator. Metode yang digunakan Entropy untuk menghitung bobot kriteria dengan hasil yang akurat dan logis, sedangkan metode TOPSIS digunakan untuk memperoleh rangking akhir alternatif. Hasil yang didapat menunjukan alternatif A5 menempati rangking 1 yang direkomendasikan untuk di terima karena pertimbangan dari proses pendekatan perhitungan berdasarkan kriteria.