Seseorang dikatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobin didalam darah menunjukkan nilai kurang dari normal yaitu <12 g/dl atau kadar hematokrit <37% atau jumlah sel darah merah <4 juta sel per mikroliter darah. Diagnosis anemia dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan laborarotium hematologi seperti kadar Hb, Ht, jumlah sel darah merah, dan indeks eritrosit. Metode pemeriksaan yang tepat dan berkualitas di laboratorium klinik sangat diperlukan guna menjamin hasil pemeriksaan yang presisi dan akurat. Berbagai faktor perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan tatalaksana diagnosis anemia yang tepat sasaran, seperti pemilihan metode pemeriksaan, penggunaan spesimen darah, biaya analisis, waktu pemeriksaan, dan tingkat keakuratan hasil pemeriksaan suatu metode juga menjadi faktor yang penting untuk dipertimbangkan. Metode pemeriksaan laboratorium untuk penegakkan diagnosis anemia terdiri dari metode manual dan otomatis. Metode manual antara lain pemeriksaan Hb Sahli dan Hb Cyanmeth. Kedua metode ini masih dipakai hingga saat ini dan dapat dijumpai pada fasyankes ditingkat pratama dan madya seperti Puskesmas, Polindes, dan Praktik Bidan Mandiri terutama yang berada dipelosok daerah dengan jangkauan aliran listrik terbatas. Pada metode otomatis, pemeriksaan laboratorium hematologi menggunakan mesin automatic haematology analyzer (AHA). AHA mampu melakukan pemeriksaan laboratorium hematologi secara lengkap dengan tingkat keakuratan hasil pemeriksaan yang sangat baik dibandingkan metode manual sehingga hasil pemeriksaan dapat digunakan sebagai tolak ukur penegakkan diagnosis anemia. Pemeriksaan laboratorium hematologi metode otomatis dapat ditemukan pada fasyankes ditingkat utama seperti rumah sakit dan laboratorium klinik yang mengerjakan spesimen dalam skala besar. Metode lainnya yang digunakan untuk pemeriksaan kadar Hb yaitu Hb POCT. Metode ini lebih praktis, murah, dan membutuhkan spesimen dalam jumlah sedikit. Metode POCT biasanya digunakan untuk skrining penyakit anemia. Pemeriksaan laboratorium hematologi merupakan kunci utama dalam penegakkan diagnosis penyakit anemia. Keberhasilan dalam suatu diagnosis anemia tentunya ditunjang oleh hasil pemeriksaan laboratorium yang lengkap dan memadai sehingga dapat memberikan informasi yang relevan terkait dengan penyakit anemia.