Penurunan hasil produksi kedelai dapat disebabkan karena adanya faktor internal yaitu mutu benih, untuk itu perlu dilakukan pengujian mutu benih sebelum benih kedelai ditanam di lapangan. Pengujian daya kecambah dan tetrazolium dapat dilakukan untuk mengetahui mutu benih kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya berkecambah dan viabilitas benih kedelai varietas anjasmoro dan biosoy 2 serta mengetahui korelasi antara uji tetrazolium (uji TZ) dengan uji daya berkecambah benih kedelai (Glycine max L.) varietas anjasmoro dan biosoy 2. Pengujian vigor benih yang dilakukan menggunakan 2 metode yaitu pengujian vigor dengan uji daya berkecambah dan pengujian vigor dengan uji TZ. Hasil uji TZ yang diperoleh menunjukkan bahwa benih kedelai varietas anjasmoro dan biosoy 2 merupakan benih yang viabel. Benih varietas anjasmoro memiliki persentase benih viabel sebesar 92.75% dan benih biosoy 2 82%. Pengujian daya berkecambah benih kedelai varietas Anjasmoro, ditemukan kecambah normal 80.75%, kecambah abnormal 12.25%, dan benih mati 7%. Sementara benih kedelai varietas Biosoy 2 ditemukan kecambah normal 41.25%, kecambah abnormal 40.75%, dan benih mati 7.72%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa benih kedelai varietas anjasmoro memiliki viabilitas dan daya berkecambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih kedelai varietas biosoy 2. Penelitian lebih lanjut tetang pengaruh waktu simpan terhadap mutu benih, akan sangat membantu dalam memahami waktu yang tepat untuk penyimpanan kedelai varietas Anjasmoro dan Biosoy 2.