ABSTRAK
Siswa masa kini menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan perubahan pasca pandemi COVID-19. Tingginya tingkat penurunan tingkat partisipasi sekolah siswa Sekolah Dasar di Indonesia tahun 2022 perlu diantisipasi segera agar tidak berdampak pada kualitas lulusan pendidikan Indonesia di masa depan. Sejumlah studi mengkonfirmasi bahwa kemampuan regulasi diri bisa menjadi solusi tepat bagi siswa. Regulasi diri ketika diterapkan pada pembelajaran mengacu pada proses proaktif siswa yang terdiri dari menetapkan tujuan pembelajarannya, memantau kemajuannya secara aktif, dan mengatur kognisi, motivasi, dan perilakunya untuk mencapai tujuan pembelajarannya (Pintrich, 2000). Menurut Connell & Wellborn (1991), dukungan guru adalah perilaku guru sebagai konteks sosial yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan psikologis dasar siswa akan keterkaitan, kompetensi, dan kemandirian. Sementara itu, modal psikologis adalah keadaan perkembangan psikologis positif individu dan ditandai dengan adanya harapan, efikasi, resiliensi, dan optimisme (Luthans, et al., 2007). Penelitian ini memprediksi bahwa ketika siswa merasakan dukungan dari guru, mereka cenderung mengakumulasi sumber daya pribadi dalam bentuk modal psikologis yang kemudian membantu siswa melakukan regulasi diri dengan lebih baik. Partisipan penelitian ini berjumlah 276 siswa kelas 4 sampai 6 Sekolah Dasar X di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner regulasi diri (MSLQ), dukungan guru (TASC) dan modal psikologis (PCQ) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Dukungan guru berkontribusi terhadap regulasi diri siswa sebesar 4,6%. Variabel modal psikologis terbukti memediasi sempurna hubungan antara dukungan guru terhadap regulasi diri siswa di Sekolah Dasar X di Jakarta. Kontribusi variabel dukungan guru dan modal psikologis dalam menjelaskan variabel regulasi diri siswa sebesar 24,9%.
Kata Kunci: regulasi diri, dukungan guru, modal psikologis, sekolah dasar
ABSTRACT
Contemporary students face challenges in adapting to the post-COVID-19 pandemic changes. The high rate of decline in student participation at primary schools in Indonesia in 2022 needs to be promptly anticipated to avoid impacting the future quality of Indonesian education graduates. Several studies confirm that self-regulation abilities can be an appropriate solution for students. When applied to learning, self-regulation refers to proactive student processes involving setting learning goals, actively monitoring progress, and managing cognition, motivation, and behavior to achieve learning objectives (Pintrich, 2000). According to Connell and Wellborn (1991), teacher support encompasses teacher behaviors as a social context that influences students' basic psychological needs for relatedness, competence, and autonomy. Meanwhile, psychological capital refers to the positive psychological development of individuals, characterized by hope, efficacy, resilience, and optimism (Luthans et al., 2007). This study predicts that when students perceive support from their teachers, they are more likely to accumulate personal resources in the form of psychological capital, which subsequently aids them in self-regulation. The participants in this study consisted of 276 fourth to sixth-grade students from X Elementary School in Jakarta. A quantitative approach with a correlational method was employed for this research. Data collection was conducted using self-regulation questionnaires (MSLQ), teacher support (TASC), and psychological capital (PCQ), adapted into the Indonesian language. Teacher support contributed 4.6% to student self-regulation. The variable of psychological capital was found to fully mediate the relationship between teacher support and student self-regulation at X Elementary School in Jakarta. The combined contribution of the teacher support and psychological capital variables in explaining student self-regulation was 24.9%.
Keywords: self-regulation, teacher support, psychological capital, elementary school