Diagnostic and Therapeutic Value of ERCP in Acute Cholangitis

Abstract

Cholangitis, with a clinical spectrum between acute ascending cholangitis and acute fulminant cholangitis, the mildest and the most severe forms, respectively, is the infection of bile ducts with a potential of serious mortality and morbidity. Obstruction of the bile ducts followed by infection, with E. coli being the most commonly isolated agent, is common to all forms of cholangitis. Biliary obstruction is caused by choledocholithiasis mostly. “Choledochal pressure” is the most important factor, determining morbidity. If the pressure exceeds 25 cm H2O, which is the critical value, immune dysfunction ensues. Sepsis is common if the infection of biliary ducts is suppurative. Mortality and morbidity are inevitable if left untreated or drained late. The objective of this study is, in the stand point of the current literature, to analyse the diagnostic, therapeutic success and complication rates of ERCP (Endoscopic retrograde cholangiopancreatography) in patients with a diagnosis of acute purulent cholangitis with no response to medical treatment.

Kolangitis Akut dengan Komplikasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas dan Peningkatan Ca 19-9: Laporan Kasus

“…Walaupun MRCP semakin sering digunakan pada kasus kolangitis akut, sensitivitasnya untuk mendeteksi batu kurang dari 6 mm rendah. 10 Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan imaging dengan MRCP.…”

“…Pencitraan: C-1: pelebaran bilier; C-2: bukti etiologi pada pencitraan (striktur, batu, dll.). Diagnosis suspek bila didapatkan satu kriteria pada A dan satu kriteria pada B atau C sedangkan diagnosis definitif bila didapatkan satu kriteria pada A, satu kriteria pada B dan satu kriteria pada C. 10 Terdapat dua tanda klinis untuk menentukan beratnya kolangitis yaitu respon terhadap terapi awal dan disfungsi organ. Kolangitis akut ringan (grade 1) ditandai sebagai kolangitis akut yang memberikan respon pada terapi medis awal.…”

“…PTBD dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti peritonitis bilier, dan perdarahan intraperitoneal. 10 Drainase bilier Endoscopic Ultrasound (EUS-guided) dapat dilakukan bila ERCP gagal akibat berbagai alasan, seperti obstruksi ampula, obstruksi outlet gaster, atau anatomi yang berubah akibat operasi (pembedahan Roux-en-Y, gastric bypass, dll. ), dan duktus biliaris intrahepatal tidak melebar.…”

“…Namun, kadar CA 19-9 setinggi >1000 U/mL sering juga ditemukan pada beberapa penyakit jinak, seperti batu duktus biliaris komunis, kolangitis akut, pankreatitis akut, diabetes, dan sirosis hepatis. 10 Alasan peningkatan CA 19-9 pada kolangitis akut yang sebenarnya masih belum jelas. Beberapa mekanisme telah dikemukakan, yaitu: 1) kebocoran CA 19-9 dari empedu ke sirkulasi darah akibat obstruksi traktus biliaris, 2) produksi CA 19-9 oleh sel ductus biliaris teriritasi yang terkena peningkatan tekanan bilier dapat meningkat, 3) peningkatan produksi CA 19-9 pada epitel ductus biliaris dan mukosa kandung empedu yang diinduksi oleh proses inflamasi, 4) sitokin inflamasi yang diproduksi pada sepsis akibat kolangitis mungkin juga memberikan kontribusi.…”

“…Beberapa mekanisme telah dikemukakan, yaitu: 1) kebocoran CA 19-9 dari empedu ke sirkulasi darah akibat obstruksi traktus biliaris, 2) produksi CA 19-9 oleh sel ductus biliaris teriritasi yang terkena peningkatan tekanan bilier dapat meningkat, 3) peningkatan produksi CA 19-9 pada epitel ductus biliaris dan mukosa kandung empedu yang diinduksi oleh proses inflamasi, 4) sitokin inflamasi yang diproduksi pada sepsis akibat kolangitis mungkin juga memberikan kontribusi. 10 Walaupun peningkatan kadar CA 19-9 terjadi pada banyak pasien dengan karsinoma pankreas, hal ini juga dapat terjadi pada pasien dengan keganasan ekstrahepatik dan kolangitis akut. Hal ini mungkin tidak dapat digunakan sebagai kriteria diagnostik yang efektif.…”