Setiap tahun berton-ton sampah terbuang di Gunung Rinjani yang berasal dari aktivitas pendakian para wisatawan. Hal tersebut menyebabkan kerusakan baik secara fungsi maupun estetika pada Gunung Rinjani. Sehingga perlu untuk dikaji lebih jauh biaya lingkungan yang terjadi di Gunung rinjani akibat aktivitas para pendaki tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya lingkungan yang terjadi atas aktivitas pendakian Gunung Rinjani dengan menggabungngkan pendekatan biaya kualitas. Objek penelitian adalah Balai TNGR, Pemerhati lingkungan, dan Aktivis Lingkungan yang terlibat dalam kegiatan penanggulangan kerusakan lingkungan Gunung Rinjani. Penelitian ini merupakan penelitian metode campuran yang dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Juli hingga bulan September. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biaya lingkungan yang terjadi atas aktivitas pendakian di Gunung Rinjani sebesar Rp 673,000,000 untuk tahun 2019, Rp 416.136,000 unutk tahun 2020, dan Rp 899.346.000 unutk tahun 2021. Terlihat disetiap tahun terjadi kenaikan biaya yang dibebankan, hal ini karena adanya pembaruan sistem penanganan sampah di Gunung Rinjani oleh BTNGR. Sementara berdasarkan klasifikasi biaya lingkungan, pada biaya pencegahan terdapat biaya sosialisasi dan biaya iklan. Pada biaya deteksi terdapat biaya pack in dan pack out, pada biaya kegagalan internal terdapat biaya clean up dan daur ulang, serta pada biaya kegagalan eksternal terdapat biaya pengangkutan sampah, biaya buruh, dan biaya sosial.