Digitalisasi Tanaman Obat Keluarga Asman Toga Kencono Wungu Sebagai Sarana Edukasi Masyarakat Desa Kenep Bojonegoro

Abstract

Keanekaragaman hayati Indonesia sangat melimpah salah satunya adalah pada kelompok tanaman obat keluarga (TOGA). TOGA adalah tanaman yang memiliki khasiat dalam mengobati dan mencegah berbagai jenis penyakit. Dalam kegiatan pengabdian ini TOGA dijadikan sebagai objek pembelajaran bagi masyarakat Desa Kenep melalui wadah Asman Toga Kecono Wungu terkait pentingnya mengetahui jenis dan manfaat TOGA. Metode pengabdian ini dilakukan melalui media digitalisasi dengan pembuatan barcode yang berfungsi merekam link website sekitar 73 jenis tanaman obat keluaraga (TOGA) yang dikelola oleh Stikes Rajekwesi Bojonegoro yang mana website ini bersifat updatable mengikuti perkembangan penelitian ilmiah.Barcode ini nantinya dapat di akses oleh masyarakat melalui smartphone.Hasil kegiatan pengabdian ini mempermudah akses pengetahuan dalam hal ini TOGA, untuk mendapatkan informasi jenis dan manfaat TOGA serta dapat memberikan keahlian sehingga secara mandiri membuat resep obat tradisional sebagai keperluan pengobatan dan pencegahan penyakit. Selain itu masyarakat memiliki kesadaran untuk budidaya tanaman obat secara mandiri di pekarangan rumah.

Pemberdayaan Masyarakat Oleh Mahasiswa Melalui Budidaya Dan Pelatihan Pengolahan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Dengan Memanfaatkan Lahan Perkarangan Menuju Keluarga Sehat Di Gampong Lam Bheu Kabupaten Aceh Besar

“…Menurut [11], [12] Tanah perkarangan yang sempit semestinya masih bisa dioptimalkan penggunaannya sebagai tempat budidaya tanaman obat keluarga. Tanaman Obat Keluarga lebih dikenal dengan apotek hidup [13], [14], TOGA merupakan tanaman atau tumbuhan yang tumbuh liar dan mulai dikembangkan dan dibudidaya oleh masyarakat dimana tanaman tersebut memiliki khasiat dan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia [15], [16]. Tanaman obat ini merupakan salah satu obat alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai pertolongan pertama bagi masyarakat yang sedang sakit yang notabennya memiliki akses jauh dari tempat pengobatan seperti demam, batuk, flu dan sakit gigi dan lain sebagainya [17], [18].…”