2021
DOI: 10.36859/jdg.v6i2.624
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Diplomasi Maritim Indonesia Di Iora Pada Kasus Illegal, Unreported, Dan Unregulated Fishing

Abstract: Maritime sovereignty is an integral part of the Indonesia�s foreign policy, historically in the era of Nusantara, many competitions to conquer maritime territory was even tangible from the era of Majapahit and Sriwijaya kingdom during their ruling. With the notion of Indonesia as the world�s maritime axis, Indonesia�s diplomacy is defined clearly by the manifestation of efforts either in bilateral, regional, and multilateral. This article discussed on how Indonesia�s diplomacy through IORA cooperation is done … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 15 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Selama rentang 2014-2019, Satgas 115 yang dibawahi KKP yang juga berkoordinasi dengan TNI-AL dan Bakamla berhasil menenggelamkan 556 kapal asing yang diantaranya terdapat 321 kapal asal Vietnam, 91 kapal Filipina, 87 kapal Malaysia, 24 kapal Thailand, 3 kapal China, 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal Nigeria, dan 1 kapal Belize (Liputan6, 2019). Dari sumber pemberitaan tahun 2017 dengan pembentukan Satgas 115 sedikit banyaknya berhasil membatasi dominasi kapal asing di perairan Indonesia yang sebelum adanya Satgas 115 sekitar kurang lebih 10.000 kapal asing berlalu lalang di perairan Indonesia baik berukuran kecil ataupun besar mengeruk kekayaan sumber daya laut (Jose, 2017).…”
Section: Strategi Kebijakan Sekuritisasi Maritim Oleh Presiden Jokowiunclassified
“…Selama rentang 2014-2019, Satgas 115 yang dibawahi KKP yang juga berkoordinasi dengan TNI-AL dan Bakamla berhasil menenggelamkan 556 kapal asing yang diantaranya terdapat 321 kapal asal Vietnam, 91 kapal Filipina, 87 kapal Malaysia, 24 kapal Thailand, 3 kapal China, 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal Nigeria, dan 1 kapal Belize (Liputan6, 2019). Dari sumber pemberitaan tahun 2017 dengan pembentukan Satgas 115 sedikit banyaknya berhasil membatasi dominasi kapal asing di perairan Indonesia yang sebelum adanya Satgas 115 sekitar kurang lebih 10.000 kapal asing berlalu lalang di perairan Indonesia baik berukuran kecil ataupun besar mengeruk kekayaan sumber daya laut (Jose, 2017).…”
Section: Strategi Kebijakan Sekuritisasi Maritim Oleh Presiden Jokowiunclassified