“…Adapun berkenaan dengan bukti tekstual yang diperlukan di dalam kajian sastra, bukti ini dapat diperoleh dengan pembedahan teks yang biasanya dikerjakan misalnya melalui close reading atau pembacaan cermat (Nugraha dan Suyitno, 2022: 114-117;Purbani, 2010: 7;Rosewall, 2018;Smith, 2016;Wolfreys, 2016), analisis tekstual (Bauer, Süerdem, dan Bicquelet, 2014;Belsey, 2013;McKee, 2003), analisis isi (Beach, dkk., 2009;Nugraha dan Suyitno, 2022: 107-114;Purbani, 2010: 7-8), pembacaan semiotik (Chandler, 2022;Leone, 2014), pembacaan hermeneutik (Hołda, 2020;Signori, 2013), atau analisis wacana (Aidinlou, Dehghan, dan Khorsand, 2014;Maingueneau, 2010;Nugraha dan Suyitno, 2022: 122-126;Short, 1990;Tolliver, 1990). Dari beberapa cara pemerolehan bukti tekstual ini, close reading atau pembacaan cermat dan analisis tekstual lebih sering dipakai sebab metode pembacaan ini bisa diterapkan atas berbagai macam teks dengan pendekatan atau teori apapun.…”