Beberapa kawasan banjir sebelumnya di daerah Kecamatan Driyorejo pernah teridentifikasi sebagai akibat dari penyempitan ruang pada daerah sempadan sungai yang terjadi diakibatkan dari pembangunan gudang dan ruko dari City Nine dan pembangunan perudi Desa Cangkir. Penyempitan ruang sungai juga terdapat pada kawasan Kali Afvoer sebagai kawasan peruntukan industri bagi Desa Sumput di Kecamatan Driyorejo. Penyempitan ruang pada sungai dan berkurangnya tanah serapan yang berada pada kawasan peruntukan industri di beberapa desa Kecamatan Driyorejo menyebabkan luapan air dari curah hujan yang tinggi tidak dapat terbendung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kerentanan banjir di Kecamatan Driyorejo. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik overlay union yang terdiri dari 4 parameter yakni curah hujan, penggunaan lahan, struktur tanah dan kemiring lereng. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei instansi, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah wilayah Kecamatan Driyorejo masuk dalam kelas kerentanan yang rentan terhadap banjir. Hasil menunjukkan bahwa luasan wilayah dengan kerentanan yang rentan adalah sebesar 2427,60 Ha atau sekitar 47% dari dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Driyorejo. Hasil tersebut berasal dari beberapa indikator yaitu jumlah curah hujan 2020 mm/tahun yang termasuk dalam kategori curah hujan tinggi, bentuk penggunaan lahan sebagai besar merupakan pemukiman, sawah, lahan kosong, maupun semak belukar, jenis struktur tanah adalah alluvial kelabu dan grumusol yang mana termasuk tanah dengan kualitas liat yang cukup tinggi, dan nilai kemiringan lereng di wilayah Kecamatan Driyorejo berada pada kisaran 0-2 % dan 2-15 % yang merupakan tingkat kemiringan yang curam.