2020
DOI: 10.29122/jstmb.v15i1.4122
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Distribution of Water Pollution Areas Based on the Kernel Density Method for Lapindo Mudflow Disaster of Sidoarjo

Abstract: The Lapindo mudflow disaster in Sidoarjo Regency which occurred on May 29, 2006 is a natural event that is classified as high risk. This disaster has a significant impact, especially for the water pollution caused by various conditions due to the Lapindo mudflow disaster. The purpose of the study is to mapping the location and analyze the distribution of water pollution based on the kernel density method. This research uses spatial approachment through descriptive-quantitative, qualitative and explorat… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Industri sedang dan menengah menurut data BPS tersebar di Desa Krikilan, Desa Driyorejo, Desa Cangkir, Desa Bambe, Desa Tenaru, Desa Kesambenwetan, Desa Sumput, Desa Tanjungan, Desa Banjaran, Desa Karangandong dan Desa Mojosarirejo. Permasalahan tentang bencana merupakan permasalahan yang tergolong prioritas, hal itu disebabkan oleh banyaknya frekuensi kejadian bencana serta luasnya wilayah yang menjadi prioritas penanganan (Shofwan, 2018). Beberapa kawasan banjir sebelumnya di daerah Kecamatan Driyorejo pernah teridentifikasi sebagai akibat dari penyempitan ruang pada daerah sempadan sungai yang terjadi diakibatkan dari pembangunan gudang dan ruko dari City Nine dan pembangunan perudi Desa Cangkir (Suprapti, et al, 2014).…”
Section: A Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Industri sedang dan menengah menurut data BPS tersebar di Desa Krikilan, Desa Driyorejo, Desa Cangkir, Desa Bambe, Desa Tenaru, Desa Kesambenwetan, Desa Sumput, Desa Tanjungan, Desa Banjaran, Desa Karangandong dan Desa Mojosarirejo. Permasalahan tentang bencana merupakan permasalahan yang tergolong prioritas, hal itu disebabkan oleh banyaknya frekuensi kejadian bencana serta luasnya wilayah yang menjadi prioritas penanganan (Shofwan, 2018). Beberapa kawasan banjir sebelumnya di daerah Kecamatan Driyorejo pernah teridentifikasi sebagai akibat dari penyempitan ruang pada daerah sempadan sungai yang terjadi diakibatkan dari pembangunan gudang dan ruko dari City Nine dan pembangunan perudi Desa Cangkir (Suprapti, et al, 2014).…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Dari penyempitan ruang seperti itu, tidak heran kerentanan banjir di Kecamatan Driyorejo dapat mencapai pada angka 97% pada tahun 2018 melalui survei analisis (Rohmadiani, et al, 2020). Pentingnya untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh dari pembangunan industri-industri terhadap lingkungan sekitar Kecamatan Driyorejo perlu dilakukan (Shofwan, et al, 2020). Seringnya bencana banjir di Kecamatan Driyorejo di picu oleh pesatnya pengembangan Kawasan Peruntukan Industri.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…PENDAHULUAN Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang dapat mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang terjadi secara tiba-tiba maupun perlahan, dan disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan kematian, luka-luka, kehilangan tempat tinggal, kerugian ekonomi, kerusakan sistem pemerintahan, efeknya terhadap kesehatan, serta dampak psikologis (Shofwan & Aini, 2020). Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan secara geografis terletak di daerah khatulistiwa dan terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oceania serta diantara dua Samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Hindia, dan berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yang merupakan wilayah territorial yang sangat rawan terhadap bencana alam (Rukmana & Shofwan, 2019).…”
unclassified